tag:blogger.com,1999:blog-89476060452515422582024-02-07T04:22:16.687-08:00Bunda Maria Santa Perawan SuciTak ada kasih yang sempurna seperti kasih seorang Ibu. Tak ada doa yang tak di kabulkan seperti doa yang di ajarkan oleh Bunda Maria. Dan tak ada Tuhan yang paling sempurna selain Yesus Kristus putra Bunda Maria.Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-11110476785116482372010-12-23T02:52:00.000-08:002010-12-23T02:53:18.743-08:00KITA SEMUA INGIN SUKSES<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; "><div class="uiHeader uiHeaderBottomBorder mbm" style="margin-bottom: 10px; border-bottom-width: 1px; border-bottom-style: solid; border-bottom-color: rgb(170, 170, 170); padding-bottom: 0.5em; "><div class="clearfix uiHeaderTop" style="display: block; zoom: 1; "><div><h2 class="uiHeaderTitle" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >S</span><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51); font-weight: normal; font-size: 11px; line-height: 16px; ">etiap orang tentunya ingin menjadi orang yang sukses dan berhasil, namun hanya sedikit orang saja yang berhasil mencapainya. Mengapa? Apakah faktor kemujuran yang menentukannya? Ataukah faktor kebetulan? Ada juga yang mengatakan untuk jadi orang sukses itu tergantung nasib. Jadi kalau memang nasibnya baik maka ia akan jadi orang yang sukses, tapi kalau nasibnya buruk maka usaha apapun juga tidak akan membuat dia sukses. Benarkah demikian?</span></h2></div></div></div><div class="mbl notesBlogText clearfix" style="display: block; zoom: 1; margin-bottom: 20px; font-size: 11px; line-height: 1.5em; padding-right: 100px; word-wrap: break-word; color: rgb(51, 51, 51); "><div><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Suatu kali ada seorang pemuda yang ingin belajar tentang kesuksesan, maka si pemuda ini datang ke sebuah kota yang telah banyak melahirkan orang-orang sukses. Disana ia bertemu dengan seorang tua bijaksana yang adalah orang terpandang di kota tersebut. Lalu si pemuda bertanya: "Pak, apakah rahasianya sehingga kota ini telah menjadi kota yang telah melahirkan banyak orang-orang besar?" Jawab orang tua tersebut "Satu hal yang perlu anda ketahui bahwa di kota ini tidak pernah ada "orang besar" yang dilahirkan, yang ada hanyalah bayi-bayi yang dilahirkan di kota ini dan setelah melalui proses dan perjuanganlah mereka akhirnya menjadi orang besar".</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Tepat sekali perkataan orang tua yang bijaksana tersebut. Tidak ada orang sukses yang dilahirkan. Kesuksesan adalah hasil dari sebuah proses yang benar dan bukan dari sebuah kelahiran. Demikian pentingnya sebuah proses sehingga Tuhan dengan tegas berulang kali mengatakan kepada Yosua ketika memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, untuk bertindak hati-hati sesuai dengan hukum-hukum Tuhan. Janji-Nya kepada Yosua, jikalau ia melakukan dengan cara yang tepat seperti yang Tuhan perintahkan atau dengan kata lain jika prosesnya benar, maka ia akan mengalami keberhasilan dan keberuntungan.</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi. ....... Sebab dengan demikian (dengan proses yang benar) perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. (Yosua 1:7-9)</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Inilah yang seringkali luput dari perhatian banyak orang, yaitu proses yang benar. Kebanyakan orang lebih tertarik kepada hasil daripada kepada proses. Memang proses adalah sebuah hal yang tidak menarik tetapi merupakan hal yang menentukan keberhasilan itu sendiri. Sebuah keberhasilan yang diraih dari proses yang salah biasanya bersifat sementara dan tidak bertahan lama, bahkan bisa berakibat fatal dikemudian hari. Sebaliknya keberhasilan yang diraih dari sebuah proses yang benar akan bertahan lama bahkan semakin lama semakin luar biasa.</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Jadi jalan menuju kemaksimalan hidup dan meraih kesuksesan adalah dengan mulai membentuk sebuah proses yang benar.</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Satu hal yang tidak boleh dilupakan disini adalah proses yang benar tidak terjadi secara otomatis tetapi perlu diusahakan bahkan diperjuangkan. Kenyataannya untuk membentuk sebuah proses yang benar seringkali tidak semudah yang kita pikirkan atau yang kita katakan. Kadang-kadang prosesnya begitu sulit sehingga banyak orang menjadi putus asa dalam membangun sebuah proses yang benar. Namun apapun harga yang harus dibayar, jika kita mau dengan sungguh-sungguh dan memiliki tekad yang kuat untuk melakukannya maka perjuangan dalam membangun proses yang benar tidak akan pernah sia-sia.</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><a href="http://www.yayasan-bundasuci.com/" rel="nofollow" target="_blank" style="cursor: pointer; color: rgb(59, 89, 152); text-decoration: none; ">www.yayasan-bundasuci.com</a></p></div></div></span>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-84093835567297284332009-08-28T10:45:00.000-07:002009-08-28T10:56:38.145-07:00KAOS FACEBOOK BUNDA MARIA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3iBkdqZH5FnBToKlDg9Qepxige4K3AFv2I_5qmKfnLN1Al8_T3zum-h2QIsX10jDPVoP5UAPn_1K4c6xwPpaWzUKACPfxrHwNLWjzb1hHosQwWPG2TKL47VsQFlN0amHhfJs5I_VN92kK/s1600-h/5731_153122543708_100086358708_3575781_200871_n.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 401px; height: 205px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3iBkdqZH5FnBToKlDg9Qepxige4K3AFv2I_5qmKfnLN1Al8_T3zum-h2QIsX10jDPVoP5UAPn_1K4c6xwPpaWzUKACPfxrHwNLWjzb1hHosQwWPG2TKL47VsQFlN0amHhfJs5I_VN92kK/s320/5731_153122543708_100086358708_3575781_200871_n.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375073073862574066" border="0" /></a><br />Tentang Kaos Retret :<br />Bahan seperti produk Nevada<br /><br />Mba Maria : 085640113182 / 087834593482<br /><br />Untuk yang ikut retret dapat GRATIS . Panitia memutuskan Harga untuk yang tidak ikut retret 75 ribu ( belum termasuk ongkos kirim Jawa + Rp.10.000 Luar Jawa + Rp 15.00 ) Bahan cotoon ( seperti Nevada )<br /><br />Transfer ke Rek BCA a.n L. Muji Handayani A.C 0130558178 BCA Salatiga.<br /><br />Kirimkan bukti transfer anda (scan ) ke bundamaria2009@yahoo.com, beserta nama, ukuran baju, alamat lengkap, dan no telp yang bisa di hubungi,<br /><br />( Bagi yang sudah transfer mohon untuk scan bukti transfer dan kirim beserta alamat , no telp lengkap ke bundamaria2009@yahoo.com )Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-86315314953726780242009-08-28T10:28:00.000-07:002009-08-28T10:45:08.947-07:00Retret "UT OMNES UNUM SINT"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij1M8afbrH9HZo9JbSWBlBqJQtdA2W2qqnrHqBlEmmLJoDD0HO6RGJR6XA7lZ5BI_l1cWC_42D8yidOdV0BrSuIVkRuoHUcDTaB88zcupy2RQeX-0GESLPiiEF5I9An7oVd2t-GN20HsbB/s1600-h/Pray_to_Jesus_by_aldobenas.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij1M8afbrH9HZo9JbSWBlBqJQtdA2W2qqnrHqBlEmmLJoDD0HO6RGJR6XA7lZ5BI_l1cWC_42D8yidOdV0BrSuIVkRuoHUcDTaB88zcupy2RQeX-0GESLPiiEF5I9An7oVd2t-GN20HsbB/s320/Pray_to_Jesus_by_aldobenas.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375072005828335058" border="0" /></a><br />Manusia kadang sering lupa bahwa Tuhan sudah memberikan satu hari khusus untuk bertemu denganNya. Keadaan dimana kita begitu lelah dan jenuh dalam mencari uang untuk kelangsungan kehidupan di dunia ini. Rutinitas yang berulang ulang ini akan menimbulkan semacam kerucut pada suatu saat di dalam pikiran yang bisa menyebabkan beban psikis orang menjadi lemah. Keadaan seperti itu membutuhkan waktu untuk pemulihan tenaga dan pikiran. Maka hari Minggu di jadikan waktu paling efektif untuk mencharge ulang semua yang ada di jiwa ini. Tubuh kita butuh waktu untuk mengumpulkan energi, tetapi kadang kebutuhan batin terabaikan.<br /><br />Retret salah satu sarana di mana anda bisa mencharge kembali batin anda yang letih lesu. Kekeringan akan iman dan kerinduan akan Tuhan anda bisa charge kembali. Sudah sepantasnya luangkan waktu beberapa hari untuk bisa lebih mengenal Tuhan yaitu dengan mengikuti retret.<br /><br />Facebook Bunda Maria Santa Perawan Suci mengajak anda semua untuk mencharge keletihan pikiran dan jiwa anda agar dapat di pulihkan. Kebersamaan dalam suasan kekeluargaan akan menambah kegembiraan dalam semangat persaudaraan iman. Anda tentu tidak pernah menyangka bahwa teman anda yang selama inia ada di Facebook dan terlihat komentar komentarnya saja sekarang ada di depan mata anda. Mendapat teman baru, mendapat relasi baru, mendapat pengalaman iman yang indah sungguh pengalaman yang luar biasa.<br /><br />Seperti kutipan teman kita di Facebook, sisakan jatah pulsa anda untuk sebulan saja, dan anda sudah bisa mengikuti retret ini. Yang mungkin setahun sekali kita laksanakan dalam suasana liburan lebaran.<br /><br />Semoga Tuhan Memberkati.<br /><br />=======================================================<br /><br />"UT OMNES UNUM SINT" . Jadikan Kami Satu<br /><br />Peserta : Umum seluruh indonesia ,<br />umur (SD - Dewasa) Bagi anak2 / bayi-tk kecil kami sediakan tempat khusus.<br />Lokasi : Wisma Syalom Bandungan, Ambarawa Semarang, Jawa Tengah.<br />tanggal : 25-26 September 2009<br />Acara : Retret , Misa Bersama, (kesaksian karena mukjijat Doa Novena dan Rosario )<br />Hari terakhir OutBound wisata alam yang indah dan sejuk.<br />Biaya : Rp. 200.000,- ( langsung ke ambarawa.*ada jemputan di terminal )<br />Fasilitas : Makan + snack<br />Merchandise + Kaos FB Bunda Maria SPS<br />JUMLAH PESERTA TERBATAS<br />Pendaftaran paling lambat tgl 18 September 2009<br /><br />Pendaftaran dan keterangan acara hub :<br /><br />Maria ( Selain jakarta ): 087834593482 Transfer ke Rek BCA a.n L. Muji Handayani A.C 0130558178 BCA Salatiga.<br /><br />Untuk Jakartya Biaya tambahan Rp. 250.00 khusus transport dari Jakarta PP ( Berangkat dari Katedral Jakarta tgl 24 Jam 21.00 WIB bus AC syarat harus 50 orang ) maksimal tgl 5 sudah harus di bayarkan.<br />Silvya ( area jakarta ) 0818654022. Rek BCA - 074 1158 476. a/n Sylvia Yulianti.<br />Peserta sangat terbatas, jangan sampai kehabisan tempat seperti PLB1 dan 2 kemarin.<br />Salam Berkah Dalem<br /><br />Sekretariat ; telp : 085640111382 Jln Patimura 72 Salatiga. Semarang Jawa Tengah.<br /><br />RUN DOWN ACARA :<br /><br />TGL 24 DARI JAKARTA<br />21.00 - 22.00 : Berkumpul di Gereja Katedral + Makan Malam<br />22.00 - 09.00 : Sampai Lokasi - Mandi dll - makan<br />09.00 - 11.00 : Bebas<br /><br />TGL 25 September 2009<br /><br />06:00 - 11.00 : Registrasi Ulang<br />11:00 - 12.00 : Makan Siang / pembagian kelompok / Chek in<br />13.00 - 14.00 : Ice breaking<br />14.00 - 16.00 : Session 1 Rm ANdy ( Doa Novena dan Rosario sebagai kekuatan hidup )<br />16.00 - 17.00 : Dinamika kelompok -<br />17.00 - 18.00 : Bebas ( mandi dll )<br />18.00 - 18.30 : Makan Malam<br />18.30 - 19.30 : Session 2 - Sharing / kesaksian Doa<br />19.30 - 21.00 : Coffe break<br />21.30 - 22.30 : Session 3 - Penyembuhan Luka Batin ( PLB 3 )<br />22.30 - 24.00 : Renungan - Api Unggun<br />24.00 - 06.30 : Istirahat<br /><br />TGL 26 September 2009<br /><br />06:30 - 07.00 : Mandi + Makan Pagi Persiapan Outbond<br />07:00 - 07.30 : Tracking perjalanan ke lokasi Wisata Desa dan Outbound<br />07.30 - 08.30 : Wisata Desa<br />08.30 - 12.30 : Outbound<br />13.00 - 14.00 : Makan Siang<br />14.00 - 15.00 ; Sayonara<br /><br />Bisa melanjutkan acara naik kereta Tua atau acara lain<br /><br />Bagi yang naik angkutan umum ( tidak ikut rombongan ) :<br />Panduan Jalan di sediakan jemputan di terminal ambarawa :<br />1. Jakarta : Cirebon - Semarang - Ke Tol Arah Solo - Bawen - Ambil Arah Jogja- Turun Terminal Ambarawa ada Jemputan<br />2. Bandung - Bisa Ke Jogja Dulu - Magelang - Turun Terminal Ambarawa<br />3. Surabaya - Semarang - Bawen - Jurusan Jogja Turun terminal Ambarawa<br />4. Bali - Jogjakarta - Magelang - Turun Terminal Ambarawa-<br />5. Bandara Semarang - Naik Taksi Turun - Milo Naik Bus Patas AC<br />6. Bandara Solo - Naik Taksi Turun Kartosuro - Bus Jurusan Bawen - Turun Jurusan Ambarawa<br />7 Bandara Adisucpto Jogja - Naik taksi Ke Jombor - NAik Bus Ac Jurusan Semarang - Turun Terminal Ambarawa.Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-6187744094113969232009-06-26T02:01:00.000-07:002009-06-26T02:03:40.292-07:00Doa Penyembuhan Luka BatinDoa Penyembuhan Luka Batin <br /><br />Doa ini merupakan sebuah rangkaian doa penyembuhan luka-luka batin. Mohonlah kepada Yesus untuk menyembuhkan semua kenangan masa lalu, dan jadikan doa ini sebagai doa pribadi.<br /><br />MASA DALAM KANDUNGAN <br /><br />Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas kehadiran-Mu saat ini. Aku bersyukur Engkau yang adalah Tuhan tetap hadir dulu, Saat ini, dan selamanya. Engkau yang mau membuatku sempurna baik roh, jiwa, dan tubuhku. Tuhan Yesus, aku mohon kepada-Mu telusurilah setiap langkah hidupku. Lawatilah awal kehidupanku. Engkau mengetahui semua tentang diriku sebelum aku dilahirkan. Seandainya ada ketakutan ataupun kekuatan negtif yang disalurkan kepadaku sejak berada dalam kandungan ibuku, aku mohon bebaskanlah aku dari ikatan ini dengan kuasa Roh Kudus dan kasih-Mu. Terima kasih atas kasih dan kehadiran-Mu yang Engkau curahkan kepadaku selama pertumbuhanku di dalam rahim ibuku. Aku mengucap syukur atas orang tua yang telah Engkau berikan kepadaku, dan aku mohon tolonglah aku untuk mengampuni mereka pada saat-saat di mana mereka kurang mengasihi aku. Biarlah tahap kehidupakanku ini mendapat pelukan kehangantan kasih dari pada-Mu sehingga aku bahagia menyongsong kelahiranku. Dan aku percaya Engkau akan melengkapi bagian yang belum di sembuhkan menurut cara-Mu dan waktu-Mu. Amin (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan)<br /><br /><br /><br />MASA BAYI <br /><br />Tuhan Yesus Kristus, berjalanlah bersamaku menjelajahi setiap detik dari tahun-tahun permulaan hidupku. Terima kasih Tuhan Yesus, karena ketika aku lahir, Engkau hadir dan mengasihiku. Engkau menghendaki aku lahir, namun orang tuaku tidak menginginkan aku atau menolak aku. Tuhan Yesus berilah mereka hasil kerahiman-Mu (Ada yang lahir tanpa kasih, tidak diinginkan, dipisahkan karena sakit, kematian, dsb.) Tuhan Yesus isilah bagian di dalam diriku yang kurang mendapat perhatian dari orang tuaku, perasaan-perasaan yang menakutkan saat itu, bebaskanlah aku dari rasa ketakutan dengan kasih-Mu. Aku percaya Engkau hadir saat itu dan tidak meninggalkan aku sendirian. Tuhan Yesus, Sekiranya ada kekerasan secara fisik atau mental pada masa bayiku, sembuhkanlah luka-luka batin ini sehingga melalui bilur-bilur-Mu, aku menjadi sembuh. Aku juga mengampuni mereka, yang memperlakukan diriku dengan tidak baik pada waktu itu. Tuhan, aku menyerahkan seluruh keberadaanku ke dalam tangan-Mu, karena aku yakin akan belas kasih-Mu yang membuatku menjadi sempurna. Terima Kasih Tuhan. AMIN (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan)<br /><br /><br /><br />MASA KANAK-KANAK <br /><br />Tuhan Yesus Kristus aku mohon Engkau sudi berjalan bersamaku kembali pada kehidupanku ketiak aku masih seorang anak. Masuklah dalam perilaku yang tidak pantas aku alami, karena kurang merasakan cinta dan kasih sayang orang tua dan sesama. Sembuhkanlah setiap luka yang disebabkan perlakuan kasar oleh sesamaku (guru, teman, saudara kandung, dsb). Biarlah aku mampu mengampuni, mengasihi dan memaafkan mereka, seperti Engkau mengasihi diriku. Sembuhkanlah aku dari luka-luka akibat ketakutan, keputus-asaan, kekecewaan, dan perasaan-perasaan negatifku. Isilah kekosongan hatiku dengan kasih dan cinta-Mu, ya Yesus. Biarlah semua yang berhubungan dengan masa kanak-kanakku bersatu dengan Engkau. Dengan demikian semua yang baik boleh tetap tinggal dan semua yang menimbulkan halangan-halangan dalam hidupku boleh Engkau ambil. Aku percaya bahwa Engkau memberkati ruang lingkup hidupku dengan segala rahmat dan berkat yang berguna untuk kesembuhanku. Terima Kasih Tuhan atas jamahan kasih-Mu. Amin (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan)<br /><br /><br /><br />MASA REMAJA <br /><br />Tuhan Yesus Kristus, dengan kuasa Roh Kudus-Mu, aku mohon kepada-Mu untuk memasuki masa remajaku. Sembuhkanlah aku dari kenangan-kenangan yang menyakitkan pada waktu itu. Biarlah terang Roh-Mu menyinari barang-bayang kegelapan batin yang terluka yang pernah aku alami, luka karena kurang kasih dari orang tua, dan sesama, luka karena dikecewakan, ditolak, dilecehkan, dan penghinaan. Biarlah dengan darah-Mu, Engkau menjadikan aku utuh kembali. aku juga mohon kepada-Mu untuk melepaskan diriku dari perasaan- perasaan takut, kecewa, tersisih, dikucilkan dari pergaulan, diejek, ditertawakan, dan dibeda-bedakan. Hadirlah Engkau, ya Tuhan Yesus, supaya aku dapat mengampuni situasi yang menyakitkan. Ambillah akar-akar pahit yang terjadi pada masa remajaku dan isilah hatiku dengan kasih dan cinta-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus atas penyembuhan-Mu. Aku percaya engkau akan menyertai dan memberkatiku. Amin (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan)<br /><br /><br />Sumber : http://www.pondokrenungan.comBunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com27tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-65815244603930922982009-06-23T06:17:00.000-07:002009-06-25T23:35:48.496-07:00CARA NOVENA TIGA SALAM MARIAUntuk Doa Novena 3 Salam Maria silahkan ikut Panduan di bawah ini<br /><br />Heninglah sejenak minimal 1 menit untuk memusatkan pikiran kepada Bunda Maria.<br /><br />Buat Tanda Salib (Telunjuk Tangan Kanan ke Kening, Ke Dada, Ke Bahu Kiri, dan Bahu Kanan)<br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><b>Atas Nama Bapa , Putra dan Roh Kudus, Amin<br /><br /></b></span>Awali dengan doa ini<br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><b><br />Syahadat Para Rasul</b><br /><br />Aku percaya akan Allah,<br />Bapa yang mahakuasa,<br />Pencipta langit dan bumi;<br />Dan akan Yesus Kristus,<br />Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,<br />Yang dikandung dari Roh Kudus,<br />Dilahirkan oleh Perawan Maria;<br />Yang menderita sengsara<br />Dalam pemerintahan Pontius Pilatus<br />Disalibkan, wafat, dan dimakamkan;<br />yang turun ke tempat penantian<br />pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;<br />yang naik ke surga,<br />duduk disebelah kanan Allah Bapa<br />yang mahakuasa;<br />dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati.<br />Aku percaya akan Roh Kudus,<br />Gereja katolik yang kudus,<br />persekutuan para kudus,<br />pengampunan dosa,<br />kebangkitan badan,<br />kehidup</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><b>Bapa Kami</b></span><br /><br />Bapa kami yang ada di surga,<br />Dimuliakanlah nama-Mu.<br />Datanglah kerajaan-Mu.<br />Jadilah kehendak-Mu<br />di atas bumi seperti di dalam surga.<br />Berilah kami rezeki pada hari ini,<br />dan ampunilah kesalahan kami,<br />seperti kamu pun mengampuni yang bersalah kepada kami.<br />Dan janganlah masukkan kami<br />ke dalam pencobaan,<br />tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.<br /><b><br />Doa Tobat</b><p align="center"> </p>Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan mahabaik bagiku.<br />Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku da tidak akan berbuat dosa lagi. Allah yang maha-murah, ampunilah aku, orang berdosa. (Amin.)<br /><br />Mulai doa :<br /><p><span class="artikelbigheadline">NOVENA TIGA SALAM MARIA</span></p> <img src="http://www.gerejakatolik.net/devosi/maria.jpg" align="left" vspace="10" width="198" height="257" hspace="10" /> <p class="artikelbody">Bunda Maria, Perawan yang berkuasa, bagimu tidak ada sesuatu yang tak mungkin, karena kuasa yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepadamu. Dengan sangat aku mohon pertolonganmu dalam kesulitanku ini, janganlah hendaknya engkau meninggalkan aku, sebab aku yakin engkau pasti dapat menolong, meski dalam perkara yang sulit, yang sudah tidak ada harapannya, engkau tetap menjadi pengantara bagi Puteramu.</p> <p class="artikelbody">Baik keluhuran Tuhan, penghormatanku kepadamu maupun keselamatan jiwaku akan bertambah seandainya engkau sudi mengabulkan segala permohonanku ini. Karenanya, kalau permohonanku ini benar-benar sesuai dengan kehendak Puteramu, dengan sangat aku moho, o Bunda, sudilah meneruskan segala permohonanku ini ke hadirat Puteramu, yang pasti tak akan menolakmu.</p> <p class="artikelbody">Pengharapanku yang besar ini, berdasarkan atas kuasa yang tak terbatas yang dianugerahkan oleh Allah Bapa kepadamu. Dan untuk menghormati besarnya kuasamu itu, aku berdoa bersama dengan St.Mechtildis yang kau bertahukan tentang kebaikan doa "Tiga Salam Maria", yang sangat besar manfaatnya itu.</p> <p class="artikelbodyitalic">(Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. (Amin.)...3x)</p><p class="artikelbodyitalic">di lanjutkan dengan permohonan ananda .............................</p><p class="artikelbodyitalic">"Bunda Maria, Bunda yang baik dan murah hati, jauhkanlah <i>(diriku, dia, kami)</i> dari dosa berat"</p><p class="artikelbodyitalic">--------------------------------------------------------------------------------------------<br /></p> <p class="artikelbody">Perawan Suci yang disebut Tahta Kebijaksanaan, karena Sabda Allah tinggal padamu, engkau dianugerahi pengetahuan Ilahi yang tak terhingga oleh Puteramu, sebagai makhluk yang paling sempurna untuk dapat menerimanya. </p> <p class="artikelbody">Engkau tahu betapa besar kesulitan yang kuhadapin ini, betapa besar pengharapanku akan pertolonganmu. Dengan penuh kepercayaan akan tingginya kebijaksanaanmu, aku menyerahkan diri seutuhnya kepadamu, supaya engkau dapat mengatur dengan segala kesanggupan dan kebaikan budi, demi keluhuran Tuhan dan keselamatan jiwaku. Sudilah kiranya Bunda dapat menolong dengan segala cara yang paling tepat untuk terkabulnya permohonanku ini.</p> <p class="artikelbody">O Maria, Bunda Kebijaksanaan Ilahi, sudilah kiranya Bunda berkenan mengabulkan permohonanku yang mendesak ini. Aku memohon berdasarkan atas kebijaksanaanmu yang tiada bandingnya, yang dikaruniakan oleh Puteramu melalui Sabda Ilahi kepadamu.</p> <p class="artikelbody">Bersama dengan St. Antonius dari Padua dan St. Leonardus dari Porto Mauritio, yang rajin mewartakan tentang devosi "Tiga Salam Maria" aku berdoa untuk menghormati kebijaksanaanmu yang tiada taranya itu</p> <p class="artikelbodyitalic">(Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. (Amin.)....3x)</p><p class="artikelbodyitalic">di lanjutkan dengan permohonan ananda .............................</p><p class="artikelbodyitalic">"Bunda Maria, Bunda yang baik dan murah hati, jauhkanlah <i>(diriku, dia, kami)</i> dari dosa berat"</p><p class="artikelbodyitalic">----------------------------------------------------------------------------------------------<br /></p> <p class="artikelbody">O Bunda yang baik dan lembut hati, Bunda Kerahiman Sejati yang akhir-akhir ini disebut sebagai "Bunda yang penuh belas kasih", aku datang padamu, memohon dengan sangat, sudilah kiranya Bunda memperlihatkan belas kasihmu kepadaku. Makin besar kepapaanku, makin besar pula belas kasihmu kepadaku.</p> <p class="artikelbody">Aku tahu, bahwa aku tidak pantas mendapat karunia itu. Sebab seringkali aku menyedihkan hatimu dengan menghina Puteramu yang kudus itu. Betapapun besarnya kesalahanku, namun aku sangat menyesal telah melukai Hati Kudus Yesus dan hatikudusmu. </p> <p class="artikelbody">Engkau memperkenalkan diri sebagai "Bunda para pendosa yang bertobat" kepada St. Brigita, maka ampunilah kiranya segala kurang rasa terima kasihku padamu. Ingatlah akan keluhuran Puteramu saja serta kerahiman dan kebaikan hatimu yang terpancar dengan mengabulkan permohonanku ini melalui perantaraan Puteramu.</p> <p class="artikelbody">O Bunda, Perawan yang penuh kebaikan serta lembut dan manis, belum pernah ada orang yang datang padamu dan memohon pertolongamu engkau biarkan begitu saja. Atas kerahiman dan kebaikanmu, aku berharap dengan sangat, agar aku dianugerahi Roh Kudus. Dan demi keluhuranmu, bersama St. Alfonsus Ligouri, rasul kerahimanmu serta pengajar devosi "Tiga Salam Maria", aku berdoa untuk menghormati kerahimanmu dan kebaikanmu.</p> <p class="artikelbodyitalic">(Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. (Amin.).....3x)</p><p class="artikelbodyitalic">di lanjutkan dengan permohonan ananda .............................</p><p class="artikelbodyitalic">"Bunda Maria, Bunda yang baik dan murah hati, jauhkanlah <i>(diriku, dia, kami)</i> dari dosa berat"</p><p class="artikelbodyitalic">-------------------------------------------------------------------------------------------<br /></p> <p> </p> <p class="artikelbold">Catatan Tambahan</p> <ul><li class="artikelbody">Jika permohonan anda mengenai perkara besar dan penting, hendaklah melakukan novena ini tiga kali berturut-turut dalam waktu yang sama</li><li class="artikelbody">Lakukanlah selama 9 hari berturut.<br /></li><li class="artikelbody">Berjanjilah pada Bunda Maria: <ul><li>Setiap pagi dan sore setia berdoa "Salam Maria"</li><li>Mengumumkannya kalau permohonan anda itu telah dikabulkan, sebagai tanda terima kasih dan penghormatan kepada Bunda Maria yang tersuci.</li><li>Sebaiknya dilakukan jam 5 pagi karena pada saat itu semua beban kehidupan masih terlelap , dan lebih khusuk di lakukan. Pagi hari adalah saat yang murni dan hening</li></ul></li></ul><br /><span style="font-weight: bold;"></span>Kemudian di tutup dengan doa ini<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Terpujilah</span><br /><br />Terpujilah nama Yesus, Maria, dan Yusuf, sekarang dan selama-lamanya. (Amin.)<br /><br />Di tutup dengan Tanda Salib<br /><span style="font-weight: bold;">Atas Nama Bapa, Putra Dan Rohkudus, Amin</span><br /><br /><img src="file:///C:/Users/PC-4/AppData/Local/Temp/moz-screenshot.jpg" alt="" /><img src="file:///C:/Users/PC-4/AppData/Local/Temp/moz-screenshot-1.jpg" alt="" />Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com1215tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-47179889405008811152009-05-28T05:46:00.000-07:002009-05-28T05:47:34.953-07:00Pergulatan Iman Seorang aktivis perempuan menjadi KatholikRenungan : Pergulatan Iman Seorang aktivis perempuan menjadi Katholik<br />20 Mei 2009 jam 12:12 | Sunting Catatan | Hapus<br />Intro :<br />Pendidikan Agama Jangan Menakut-nakuti<br /><br />"Jadi bacaan-bacaan wirid itu, bacaan-bacaan doa novena dalam agama Katolik, dan bacaan-bacaan yang keluar dari dalam hati saya sendiri, saya pikir sama-sama didengarkan oleh Tuhan. Poin yang ingin saya sampaikan: kalau kita menjalankan nilai-nilai yang inti dan universal dalam suatu agama, kita tidak akan pernah bentrok dengan agama apapun."<br /><br />Ada banyak faktor yang memengaruhi seseorang dalam memutuskan pilihan agama. Juga saat ia berkeputusan untuk beralih agama. Faktor itu bisa ditemukan dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar di mana ia tumbuh dan mendapat pendidikan keagamaan. Tidak kalah penting adalah faktor internal dalam di sanubari orang itu sendiri. Faktor internal dan eksternal kemudian menjelma sebuah keputusan. Dan saat keputusan keimanan dibuat, tentu ada pergulatan iman yang tidak ringan. Rabu (24/12/2008), Novriantoni Kahar dari Jaringan Islam Liberal (JIL) mengorek pergulatan iman Budhis Utami, seorang aktivis perempuan, pegiat LSM Kapal Perempuan, Jakarta. Berikut wawancaranya:<br /><br />JIL: Sebagai unit sosial terkecil, keluarga berperan signifikan dalam perjalanan kehidupan keagamaan seseorang. Seperti apakah latar belakang keagamaan keluarga anda semasa kecil?<br /><br />Saya berasal dari Jember, Jawa Timur. Teman-teman pasti tahu Jember itu basis keagamaannya apa. Keluarga saya dan seluruh orang di kampung adalah Islam dan NU (Nahdlatul Ulama). Keluarga saya juga Islam, meski secara politis kakek punya afiliasi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI). Tapi bapak saya sangat NU meskipun masih memilih PDI waktu itu. Belakangan bapak memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) karena faktor Gus Dur. Mati-hidup dia ikut Gus Dur. Ibu saya anggota Muslimat NU meskipun tidak terlalu aktif. Minimal ikut pengajian-pengajian. Kakek saya dari garis ibu berasal dari Madura. Beliau ini sangat displin mengajar saya mengaji.<br /><br />Jadi saya cukup fasih membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlash, al-Falaq, al-Nas dan lainnya. Kakek juga sangat disiplin memberi pendidikan agama. Jadi kalau kakek datang ke rumah saya di Jember, tiap subuh dia nggedor-nggedor pintu kamar supaya bangun salat, meski setelah bangun pura-pura ke kamar mandi, lalu masuk kamar dan tidur lagi. Poin yang ingin saya sampaikan adalah: latar belakang Islam dan NU itu sangat kental dalam keluarga saya.<br /><br />JIL: Bagaimana pula dengan latar belakang keagamaan lingkungan sosial anda?<br /><br />Saya melihat lingkungan tempat saya tinggal itu sangat kuat keislamannya. Tempat saya tinggal itu dekat hutan. Banyak orang berburu babi hutan. Nah, kalau ada orang yang berburu babi, akan dibilang orang Kristen. Karena babi hutan dalam Islam haram hukumnya. Dari situlah saya melihat bahwa sebenarnya lingkungan tempat saya tinggal itu memang sangat kuat keislamannya.<br /><br />JIL: Bagaimana dengan internalisasi nilai-nilai agama semenjak anda kecil?<br /><br />Waktu kecil, bapak-ibu saya bercerai. Jadi saya ikut keluarga paman yang memeluk Islam, meski bukan dari jenis Islam yang taat. Paman saya punya enam anak, tujuh dengan saya. Di situ saya belajar mengaji. Keluarga paman sendiri lebih menekankan bagaimana orang harus berbuat baik. Dari situ saya berpikir, apakah ini yang disebut dengan Islam abangan? Tapi kenapa anak-anaknya juga disuruh mengaji, termasuk saya?! Tapi paman memang orang yang disiplin. Dia kepingin anak-anaknya, termasuk saya, mendapatkan pendidikan yang ketat. Maka dia menyekolahkan kami di sekolah Katolik.<br /><br />Tapi di antara kami bertujuh, hanya tiga orang—saya dan dua kakak sepupu saya—yang kemudian memilih untuk masuk Katolik. Jadi kalau dalam keluarga, sayalah yang pertama kali masuk Katolik. Itupun melalui sebuah proses panjang dan tidak segera disetujui oleh gereja Katolik. Sebab kalau mau masuk Katolik, harus mengikuti pendidikan agama yang panjang dulu. Saya harus jadi katekisasi (orang yang menerima pengajaran mengenai prinsip-prinsip agama Kristen sebagai persiapan menuju pembaptisan) dulu selama satu tahun. Saya mengikutinya sampai tiga kali. Dari dua sebelumnya, saya masih belum berhasil dibaptis. Sebab ada peraturan, untuk bisa dibaptis, anak-anak harus mendapat persetujuan orangtua.<br /><br />Tentu saja paman dan orang tua saya tidak setuju. Tapi saya tidak mau konfrontasi dengan mereka. Saya memutuskan untuk konsentrasi belajar saja. Sebab waktu SMA nilai saya jelek, karena mesti juga belajar semua agama; belajar Hindu, Budha, Islam, dan Kristen. Saya benar-benar stres waktu SMA dulu mempelajari empat agama.<br /><br />JIL: Dengan latar belakang keluarga dan lingkungan yang demikian kuat Islam dan NU-nya, bagaimana reaksi yang muncul ketika anda memutuskan pindah dari Islam dan memilih Katolik?<br /><br />Reaksi yang keras pertama kali datang dari Ibu. Karena ibu saya ini memang betul-betul mendapat didikan dari kakek. Kakek saya rajin mengajar ngaji di mushalla. Waktu itu ibu bilang begini: “Kalau kamu masuk Kristen, saya tidak akan membiayai kamu!” Padahal setelah bapak-ibu bercerai, satu-satunya harapan saya untuk bisa sekolah adalah ibu. Akhirnya saya nurut saja. Sementara paman saya—yang saya sebut abangan itu—bilang begini: “Kamu jangan masuk Kristen, tetap saja di Islam. Orang itu tidak penting agamanya. Yang penting adalah perbuatan baiknya.” Itulah yang membuat saya bisa berkrompomi waktu itu. Dalam hati sendiri saya bilang, “Iya ya, saya masih SMP. Ya sudahlah saya fokus belajar aja. Gereja toh juga tidak akan membaptis saya kalau tidak ada persetujuan orang tua.”<br /><br />Beberapa tahun kemudian saya naik SMA. Sewaktu SMA tekanannya masih sama. Respon gereja masih sama, karena keluarga saya masih belum memberikan persetujuan. Bapak saya masih diam saja, tidak berkomentar. Nah, ketika sudah berusia 23 tahun dan sudah satu tahun setengah ikut pelajaran agama Katolik, gereja tak kunjung mau membaptis saya gara-gara di dalam surat pernyataan itu tidak ada tanda tangan orang tua. Akhirnya saya balik marah ke gereja. Saya bilang begini: “Saya kan sudah berusia 23 tahun. Saya bisa mengambil keputusan sendiri dong! Tidak perlu persetujuan orang tua. Saya tidak mungkin memaksa ibu saya. Dan kalau gereja tidak mau membaptis saya, biar Yesus saja yang membaptis saya!” Saya bilang demikian ke gereja.<br /><br />JIL: Bagaimana pula relasi anda dengan keluarga setelah pembaptisan itu? Apakah ada kekhawatiran muncul gap atau jarak pemisah antara anda dan keluarga?<br /><br />Ya, ada kekhawatiran seperti itu. Waktu saya dibaptis, pada akhirnya saya merasa ada sesuatu yang jauh antara saya dan keluarga. Saya sudah mencecap banyak hal tentang Katolik, sementara orang tua saya adalah orangtua di kampung yang tidak tahu-menahu soal-soal demikian. Jadi saya merasa ada semacam gap atau jarak. Tapi saya sudah berjanji pada ibu waktu itu: saya pindah agama biar saya baik; baik pada orang tua, hormat dan berbakti kepada orangtua, baik pada sesama. Menghormati orang, siapapun dia, apapun latar belakang agamanya, kelasnya, dan seterusnya. Itulah yang saya pegang, dan itulah yang saya yakini sebagai sesuatu yang universal dari agama.<br /><br />Jadi spirit itu yang saya ambil. Dan saya pikir spirit itu ada dalam semua agama. Saya punya teman Islam, teman-teman Budha, Hindu, dan sering berdialog dengan mereka. Ternyata mereka punya spirit yang sama. Karenanya, ketika saya masuk Kristen dengan segala perubahan-perubahan yang ada pada diri saya, ibu kemudian tidak marah dan bisa menerima saya. Meskipun kadang-kadang ibu saya—dengan logat Maduranya yang membuat saya ketawa—sering bilang: “Kamu itu kafir, pengikutnya Fir’aun!” Tapi saya tidak tersinggung. Saya justru ketawa aja sambil menimpali balik: “Ibu, di mana-mana orang Kristen itu pengikutnya Isa, bukan pengikutnya Fir’aun.” Jadi, saya bawakan secara rileks saja. Mau dibilang kafir, mau dibilang apapun, saya cuma ketawa. Yang penting saya berusaha menjadi pribadi yang baik. Saya berusaha bertanggung jawab, tidak merepotkan orangtua. Itu inti yang saya pegang. Kemudian di luar itu, orang mengatakan segala macam, saya tidak marah, tidak tersinggung.<br /><br />JIL: Apakah anda cukup yakin bahwa pihak keluarga tidak menyayangkan keputusan yang anda pilih dan merelakan anda sepenuhnya?<br /><br />Waktu itu, buat ibu dan bapak, relatif sudah tidak ada masalah. Terutama bapak. Dia punya guru, seorang kiai, namanya Kiai Mahmud (almarhum), yang bisa dibilang kiai besar untuk ukuran kampung saya. Kiai itu bilang ke bapak saya: “Pak Bun (nama bapak saya), biarkan aja anakmu mau masuk Kristen, mau masuk Islam, mau masuk apa, yang penting dia sungguh-sungguh meyakini agamanya dan menjalankannya!” Itu yang membukakan hati bapak saya untuk kemudian membiarkan saya berpindah agama dan tidak pernah mempersoalkan lagi.<br /><br />JIL: Taruhlah urusan dalam keluarga beres. Tapi kadang-kadang lingkungan menjadi tekanan bagi keluarga dan juga anda sendiri. Mungkin mereka menyebut anda mengkhianati keluarga dan sebagainya. Bagaimana respon lingkungan sekitar?<br /><br />Dalam konteks keagamaan yang saya pahami dan saya jalankan, saya sama sekali tidak merasa mengkhianati orangtua saya. Bahkan dalam banyak hal, saya selalu dijadikan contoh bagi anak-anak bapak saya dari istri keduanya. Karena di dalam keluarga, saya tidak pernah membawa embel-embel agama. Tapi perbuatanlah bagi saya yang lebih penting; bagaimana saya membantu orangtua dan adik-adik saya agar bisa sekolah. Dan saya memperjuangkan itu semua tanpa syarat. Misalnya mereka harus berbuat baik pada saya, harus ada imbalan dan lain-lain. Tidak. Ketika orang harus membantu, ya bantulah. Ketika orang harus berempati, ya berempatilah. Dan saya yakin semua agama pasti mengajarkan demikian. Karena itu, lingkungan saya tidak pernah melihat saya sebagai Budhis yang Kristen, sebagai Budhis anaknya si A atau si B.<br /><br />JIL: Di samping memutuskan untuk pindah agama yang menuai pro dan kontra di lingkup keluarga sendiri, anda juga memutuskan untuk melaksanakan nikah beda agama. Bagaimana respon keluarga dan teman-teman anda saat itu?<br /><br />Waktu saya mau menikah dengan suami saya yang Islam, paman datang dan bilang: “Mbok ya kamu kembali lagi ke Islam. Toh suamimu juga Islam!” Saya bilang: “Ketika saya beragama Kristen, apa paman melihat ada perubahan dalam diri saya?” Dia bilang, tidak. “Ya sudah, clear kan!” saya bilang begitu. Lantas suami saya bilang ke paman: “Saya bisa menerima dia apa adanya kok!” Saya sendiri waktu itu diledek dan ditakut-takuti sama teman-teman. Tapi di dalam hati saya bilang begini: “Lho kalau saya tidak boleh menikah dengan dia karena beda agama, padahal saya mencintainya dan ingin hidup bersamanya, terus gimana?” Apakah saya dipaksa untuk jatuh cinta dengan orang lain yang sama agamanya? Kan tidak bisa. Ini kan soal perasaan.<br /><br />JIL: Bagaimana anda tetap bisa melangsungkan pernikahan beda agama tersebut? Bukankah undang-undang perkawinan kita tidak membenarkan pernikahan beda agama?<br /><br />Ya, awalnya ada semacam dilema dengan hukum negara kita. Tapi bagi saya yang penting, dalam Katolik pernikahan beda agama diperbolehkan. Jadi ada dispensasi untuk menikah berbeda agama. Tapi memang harus menikah di dalam gereja Katolik. Tapi, waktu itu memang ribet sekali, karena saya tinggal di Yogyakarta, KTP saya Jakarta. Kemudian saya akan menikah di Jember, dan saya dibaptisnya di Jember. Jadi memang harus mengurus surat baptis, pendaftaran, dan segala macam. Secara organisasi, Katolik itu memang sangat ketat. Nah, karena urusannya cukup ribet, akhirnya saya memilih menikah secara Islam. Saya sendiri tetap Katolik. Dan keluarga maupun suami saya mendukung tidak perlu ada yang berpindah agama dan tidak perlu ada yang harus mengubah keyakinan. Jalanin aja masing-masing.<br /><br />JIL: Dalam pernikahan beda agama, pasti banyak sekali perbedaan-perbedaan yang harus ditanggulangi. Bagaimana anda mengatasi perbedaan-perbedaan pada level konsep keagamaan, misalnya?<br /><br />Ketika memilih suami, saya berprinsip suami harus punya perspektif yang sama dengan saya. Harus sama-sama punya perspektif pluralis, bisa menerima orang yang berbeda keyakinan untuk hidup bersama. Kalau saya tidak bertemu dengan laki-laki seperti itu, ya saya tidak mau. Karena bagi saya, tidak boleh ada pemaksaan dalam sebuah relasi perkawinan, termasuk pemaksaan untuk berubah keyakinan. Jadi bagi saya tidak bisa hanya berdasarkan cinta, perasaan menggebu-gebu dan berbunga-bunga saja. Tapi juga harus ditimbang-timbang cocok-tidaknya dalam hal perspektif, konsep, dan visi ke depannya. Sebab kalau tidak punya perspektif, konsep atau visi yang sama, apa bisa kita bertahan terus dalam relasi demikian?<br /><br />Nah, alhamdulillah suami saya punya perspektif yang sama dengan saya. Maka kami relatif tidak mengalami hambatan di level konsep keagamaan. Kami berdua tidak melihat dengan serius perbedaan keyakinan kegamaan kami berdua. Makanya, ketika suami saya sakit dan saya harus berdoa dengan cara Islam, dengan senang hati saya melakukannya. Waktu itu ada yang kasih tahu ke saya, kalau mau suami saya sembuh, saya harus me-wirid-kan al-Fatihah 21 kali, al-Ikhlas 16 kali, al-Falaq 16 kali, dan al-Nas 16 kali. Meski wirid surat itu saya baca dalam bahasa Indonesia, tapi saya yakin Tuhan pasti tahu maksud seluruh bacaan wirid saya.<br /><br />Di samping baca wirid, saya juga melakukan doa novena (doa pribadi atau doa bersama selama sembilan hari berturut-turut yang dipanjatkan guna mendapatkan suatu rahmat khusus). Jadi doa saya bisa dibilang doa yang “hybrid”. Sampai pada akhirnya ketika suami saya sudah dalam kondisi kritis, saya berdoa pakai cara sendiri: “Tuhan, suami saya sudah kritis, tunjukkan cara yang terbaik, pilihkan yang terbaik untuk dia!” Saya tidak pakai lagi surat-surat Alquran, tidak lagi pakai doa novena, betul-betul berdoa dengan cara saya sendiri. Dan doa saya terjawab dua jam kemudian; suami saya meninggal dengan tenang sekali dan saya mendampinginya.<br /><br />Jadi bacaan-bacaan wirid itu, bacaan-bacaan doa novena dalam agama Katolik, dan bacaan-bacaan yang keluar dari dalam hati saya sendiri, saya pikir sama-sama didengarkan oleh Tuhan. Poin yang ingin saya sampaikan: kalau kita menjalankan nilai-nilai yang inti dan universal dalam suatu agama, kita tidak akan pernah bentrok dengan agama apapun. Termasuk dengan suami saya. Berantemnya ya persoalan pembagian pekerjaan dalam rumah tangga. Tidak pernah berantem masalah agama.<br /><br />JIL: Kalau anda refleksikan ulang sekarang, faktor-faktor apa sebenarnya yang mempengaruhi anda untuk menganut agama tertentu dan tidak yang lainnya?<br /><br />Sebenarnya saya sendiri juga bertanya-tanya, seberapa jauh pendidikan enam tahun yang saya jalani di institusi Katolik mengkonstruksi iman saya? Padahal saya tidak pernah mengikuti pelajaran agama dengan sungguh-sungguh. Jadi kalau ada pelajaran agama Katolik, yang bukan Katolik itu keluar. Artinya saya juga tidak dimasuki oleh agama itu. Lantas saya juga bertanya-tanya tentang faktor lingkungan. Lingkungan saya Islam. Saya diajari Islam. Tapi kok saya tidak tetap di Islam dan malah pindah ke Kristen?<br /><br />Dulu ketika saya belum mengenal Islam dan ketika sudah mempelajarinya, saya berpikir kok Islam itu galak banget ya. Apa-apa ada hukumannya. Kalau mati nanti ada azab neraka jika kita tidak taat dalam beragama. Bayangan neraka itu luar biasa menakutkan bagi saya. Dan saya tidak menemukan itu di Katolik. Karena surga dan neraka itu jarang dibicarakan. Yang sering dibicarakan adalah bagaimana relasi kita dengan sesama dengan penuh kasih dan sebagainya. Saya lantas berpikir, kok enak ya agama ini?! Mungkin ini salah satu yang mendorong saya untuk memilih Katolik.<br /><br />Tapi saya benar-benar bingung. Saya kelas 3 SMA waktu itu. Dengan kondisi penuh kebingungan itu, di dalam hati saya berdoa: “Tuhan, tolong tunjukkan yang terbaik pada saya. Saya kepingin hidup saya baik.” Waktu itu saya benar-benar sudah pasrah.<br /><br />JIL: Apakah anda merasa itu adalah pilihan terbaik dari Tuhan dan kini anda merasa sebagai true believer di agama Katolik?<br /><br />Sampai sekarang, saya sendiri tidak tahu. Saya juga tidak tahu kenapa saya tetap memilih itu. Mungkin ada hal-hal yang menyentuh hati saya di dalamnya, misalnya ajarannya yang menekankan kasih. Juga dalam beberapa hal, Katolik itu kini agak lebih terbuka. Misalnya pastor-pastor di gereja biasa mengucapkan assalamu’alaikum. Jadi tidak pernah ada larangan mengucapkan selamat hari raya. Itu yang membuat saya nyaman, bisa bersilaturahmi dengan banyak saudara-saudara saya, apapun agamanya. Tapi kadang saya juga ketemu dengan pastor yang fundamentalis. Tapi saya sudah punya filter sendiri, sehingga saya bisa memilah mana yang tidak cocok dan cocok untuk teman diskusi saya. Tapi dalam berelasi, kami tetap saling menghormati.<br /><br />JIL: Sebagai aktivis pembela hak-hak perempuan, apa makna agama atau keberagamaan bagi diri anda sekarang?<br /><br />Agama menurut saya adalah sebuah rambu-rambu bagi saya untuk menjalani hidup ini. Jadi sebuah rambu-rambu jalan saja, di mana saya bisa mengkritisinya. Makanya, secara kelembagaan, saya sering mengkritik agama Katolik. Bagaimana dia memposisikan perempuan, itu tetap saya kritisi sampai sekarang. Misalnya kenapa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin atau imam. Saya tanya teman-teman pastor: “Sebenarnya ada tidak sih dasar Biblis-nya bahwa perempuan itu tidak boleh menjadi pastor, menjadi imam?” Mereka bilang tidak ada, dan itu hanya semacam tradisi. Artinya itu bisa diubah. Bagaimana mengubahnya dan kapan usaha itu akan berhasil, itulah yang menjadi persoalan. Nah, kalau sudah mikir-mikir begitu, Islam sebenarnya lebih terbuka terhadap perempuan. Akhirnya ada pikiran seperti itu.<br /><br />Saya juga mempertanyakan sikap Katolik dalam soal pernikahan beda agama. Menurut Katolik hal itu boleh. Tapi pertanyaan kritis saya, kenapa anak-anaknya harus berjanji untuk tetap setia memeluk Katolik? Makanya secara kelembagaan saya tidak ngotot; pokoknya tradisi ini atau itu harus diperjuangkan. Tidak. Nah, tentang pertanyaan anda sebelumnya, apakah saya ini Katolik beneran atau—istilah anda true believer—tidak sih? Ya terserah saya mau disebut Katolik apa. Terserah orang mau menilai saya seperti apa. Bagi saya yang penting adalah apa yang saya yakini, yang saya imani, yang saya jalankan. Soal apakah saya sudah berbuat yang baik atau tidak, bukan orang yang menilainya. Tuhan yang menilainya. Persoalan saya akan masuk ke neraka atau surga, itu juga bukan urusan saya. Tidak penting saya mau diletakkan di mana, yang penting saya diberi rambu-rambu-Nya agar saya masuk dalam rambu-rambu Tuhan. Sebab, acuan saya adalah teladan Yesus.<br />Sumber : http://islamlib.com/id/artikel/pendidikan-agama-jangan-menakut-nakuti/Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com36tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-88952386788844419092009-05-24T05:18:00.000-07:002009-05-24T05:19:34.731-07:00"Menikahlah denganku, sebelum aku meninggalkanmu sendiri sayang .."(kisah nyata)<div class="note_content text_align_ltr direction_ltr clearfix"> <div>Pernahkah kamu merasakan kekuatan cinta? Cinta yang luar biasa dan sempurna adalah cinta kasih Allah kepada kita. Cerita di bawah ini adalah salah satu contoh kuatnya cinta sepasang kekasih. Semoga cerita nyata ini bisa menginspirasi kita .<br /><br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2760807&op=1&view=all&subj=83522152361&aid=-1&oid=83522152361&id=100086358708"><img style="width: 460px;" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs099.snc1/4750_106027003708_100086358708_2760807_3243893_n.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">sebelah kanan Nick sebelah kiri Katie</div></div><div class="clear_none"><br /><br />Wanita di gambar atas adalah Katie Kirkpatrick, dia berumur 21 thn. Sebelah kirinya, adalah tunangannya, Nick, 23. Gambar itu diambil tidak lama sebelum pernikahan mereka, yang dilaksanakan tanggal 11 Januari 2005 di US. Katie menderita kanker stadium akhir dan menghabiskan beberapa jam setiap harinya untuk terapi. Terlihat Nick sedang menunggu Katie sampai selesai, ini adalah salah satu dari sekian banyak sesi kemoterapi Katie.<br /><br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2760814&op=1&view=all&subj=83522152361&aid=-1&oid=83522152361&id=100086358708"><img style="width: 460px;" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/n100086358708_2760814_8278443.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">Katie sangat bahagia, walaupun keadaanya kritis tetapi dia sangat bersemangat untuk menikah dengan Nick kekasihnya.</div></div><div class="clear_none"><br /><br />Dalam kesulitannya dalam menahan rasa sakit, kegagalan organ, dan morphin , Katie tetap mau melaksanakan acara pernikahannya dan memperhatikan setiap detail. Gaun pengantin perlu diperkecil beberapa kali karena Katie terus menerus kehilangan berat badannya.<br /><br /><br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2760815&op=1&view=all&subj=83522152361&aid=-1&oid=83522152361&id=100086358708"><img style="width: 460px;" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/n100086358708_2760815_3739681.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">Nick dan Katie sangat bahagia.</div></div><div class="clear_none"><br /><br />Pernikahan dengan aksesoris yang tidak biasa dengan selang oksigen, Katie memakainya baik dalam upacara dan resepsi pernikahannya. Pasangan yang lain di gambar atas adalah Orang Tua Nick. Ikut Bersuka Cita melihat anak laki2nya menikahi sang pujaan hati, teman smunya.<br /><br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2760816&op=1&view=all&subj=83522152361&aid=-1&oid=83522152361&id=100086358708"><img style="width: 460px;" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/n100086358708_2760816_3519313.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">Katie tersenyum bahagia.</div></div><div class="clear_none"><br /><br />Katie, di kursi rodanya dengan selang oksigen, mendengarkan sebuah lagu dari suaminya dan teman2nya.<br /><br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2760817&op=1&view=all&subj=83522152361&aid=-1&oid=83522152361&id=100086358708"><img style="width: 460px;" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/n100086358708_2760817_7711281.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">Nick dengan setia menunggu katie ketika kemoterapi</div></div><div class="clear_none"><br /><br />Dalam resepsi, Katie perlu beberapa kali istirahat. Rasa sakitnya membuat ia tidak bisa berdiri lama2.<br /><br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2760818&op=1&view=all&subj=83522152361&aid=-1&oid=83522152361&id=100086358708"><img style="width: 460px;" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs099.snc1/4750_106029243708_100086358708_2760818_8189541_n.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">Matius 19:6, "Karena itu apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia."</div></div><div class="clear_none"><br /><br />Katie meninggal 5 hari kemudian setelah pernikahannya. Melihat seorang wanita yang sakit kritis dan lemah melakukan pernikahan dan dengan sebuah senyuman di wajahnya membuat kita berpikir….. Kebahagiaan bisa dicapai, tidak perduli bisa bertahan berapa lama. Kita seharusnya tidak membuat hidup kita menjadi rumit. Mulailah Menghargai dan menerima pasangan apa adanya itu adalah kuncinya. </div></div>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-30258407753667659692009-05-22T05:59:00.000-07:002009-05-24T06:13:19.345-07:00Surat Buat Mama<div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><img src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/n100086358708_2773689_2849091.jpg" alt="" class="" onload="return wait_for_load(this, event, function() { var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); }); });" /></div></div><div class="clear_none"><br />Sally bergegas menemui dokter bedah yang baru saja keluar dari kamar operasi.<br /><br />Dia bertanya "Bagaimana keadaan anak laki-laki saya? Apakah dia baik-baik saja? Kapan saya dapat melihatnya?"<br /><br />Dokter bedah itu berkata, "Maafkan kami, kami telah melakukan segala yang bisa kami lakukan".<br /><br />Sally berkata, "Mengapa anak laki-laki saya mendapatkan kanker, apakah Tuhan sudah tidak sayang? Tuhan, dimana Engkau ketika anakku membutuhkanMu?"<br /><br />Dokter itu berkata, "Salah satu dari perawat akan keluar dari kamar operasi beberapa saat lagi dan anda dapat mendampingi jenazah anak anda sebelum dipindahkan ke universitas".<br /><br />Sally memohon supaya perawat itu menemaninya ketika dia mengucapkan selamat tinggal kepada anaknya.<br /><br />Sally menyentuh rambut pirang anaknya.<br /><br />Perawat itu berkata, "Apakah kamu menginginkan segenggam rambutnya?"<br /><br />Sally mengangguk. Perawat itu memotong segenggam rambut anak itu, memasukkannya ke dalam kantong plastik dan memberikannya ke Sally.<br /><br />Sally berkata, "Ini adalah ide Jimmy untuk memberikan tubuhnya ke Universitas untuk penelitian. Dia berkata ini akan dapat membantu orang lain, dan itu yang diinginkannya. Pada awalnya saya tidak setuju, tapi Jimmy berkata, 'Mama, saya tidak akan menggunakannya setelah saya meninggal, mungkin ini dapat membantu anak-anak yang lain untuk dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama mamanya'".<br /><br />Sally berkata, "Jimmyku mempunyai hati emas, selalu memikirkan orang lain dan selalu ingin membantu orang lain sebisanya".<br /><br />Sally berjalan keluar dari rumah sakit anak-anak itu untuk untuk yang terakhir kalinya setelah dia menghabiskan waktu selama 6 bulan disana. Dia meletakkan tas yang berisi barang-barang milik Jimmy ke sebelah tempat duduknya di dalam mobil. Perjalanan pulang saat itu sangatlah berat dan bahkan lebih berat lagi untuk memasuki rumah yang kosong.<br /><br />Dia membawa tas tersebut ke kamar Jimmy dan mulai meletakkan mobil-mobilan dan barang-barang yang lain kembali ke tempat dimana Jimmy selalu menyimpannya. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang anaknya dan menangis sampai dia tertidur sambil memeluk bantal anaknya.<br /><br />Sally terbangun sekitar tengah malam dan dia atas ranjang, di tempat dia tertidur, dia menemukan surat yang terlipat. Dia membukanya, dan surat itu berisi:<br /><br /><span style="font-style: italic;"> Untuk Mama,</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Saya tahu kalau kamu akan merindukanku, tapi jangan berpikir kalau aku akan pernah melupakanmu atau berhenti menyayangimu karena aku tidak berada disekitarmu untuk mengatakan bahwa aku menyayangimu. Aku akan memikirkanmu setiap hari dan aku akan menyayangimu bahkan lebih tiap harinya.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Suatu hari kita akan bertemu kembali. Jika kamu mau mengadopsi anak, kamu tidak akan kesepian, dia boleh menggunakan kamar saya dan semua permainan yang saya miliki.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Kalau mama mau mengadopsi anak perempuan, mungkin dia tidak akan melakukan hal yang sama seperti anak laki-laki, jadi kamu harus membelikannya boneka dan permainan yang lainnya. Jangan sedih ketika kau memikirkan aku, tempat ini benar-benar menyenangkan.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Nenek dan Kakek menemuiku segera setelah aku sampai disini dan membawaku berkeliling, tapi akan butuh waktu yang lama untuk melihat semuanya yang ada disini. Malaikat-malaikat disini sangat ramah, Saya suka melihat mereka terbang. Yesus tidak seperti gambar yang pernah aku lihat tentang Yesus, tetapi saya tahu bahwa itu Dia setelah saya melihatNya. Yesus membawaku untuk menemui Tuhan.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Dan kau tahu Mama? Saya duduk dipangkuan Tuhan dan berbincang dengannya layaknya aku ini seorang yang sangat penting. Saya beritahu Tuhan bahwa saya ingin menulis surat untukmu untuk mengucapkan selamat tinggal dan menceritakan semuanya, tapi saya tahu bahwa itu tidak memungkinkan.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Tuhan memberi aku sebuah kertas dan juga pena pribadiNya yang aku pakai untuk menulis surat ini. Saya pikir nama malaikat yang akan mengirimkan surat ini kepadamu adalah Gabriel.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Tuhan meminta aku untuk memberimu jawaban atas satu pertanyaan yang kau tanyakan padaNya. Dimana Dia ketika aku membutuhkanNya? Tuhan berkata, "Di tempat yang sama ketika Yesus berada di salib". Dia berada disana, seperti Dia selalu bersama semua anak-anakNya.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> O ya Mama, tidak ada orang lain yang bisa melihat apa yang tertulis di kertas ini kecuali kamu. Untuk orang lain, ini akan terlihat seperti selembar kertas kosong.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Saya harus mengembalikan pena ini kembali kepada Tuhan sekarang, Dia harus menuliskan beberapa nama lagi dalam Buku Kehidupan.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Malam ini, saya akan duduk bersama Yesus untuk menikmati makan malam.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Saya yakin makanannya akan enak. Saya hampir lupa memberitahukanmu. Sekarang, saya tidak sakit lagi, kankernya telah hilang. Saya bahagia karena saya sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit itu dan Tuhan juga tidak tahan lagi melihat saya menderita kesakitan, jadi Dia mengirimkan Malaikat Pengampun untuk menjemputku. Malaikat itu mengatakan bahwa aku adalah kiriman yang special.</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Dengan kasih sayang,</span><br /> <br /><span style="font-style: italic;"> Tuhan & Yesus & Aku.</span></div>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-72229096259091777742009-05-22T05:54:00.000-07:002009-05-24T05:55:19.021-07:00Sesuatu Tidak Selalu Kelihatan Sebagaimana AdanyaDua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di rumahnya. malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada di basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yg lebih tua melihat bahwa dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding basement itu lenyap.<br /><br />Ketika malaikat yg lebih muda bertanya mengapa ia melakukan hal itu, malaikat yg lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya". Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang petani dan istrinya yang miskin tetapi sangat ramah. Setelah membagi sedikit makanan yang ia punyai, petani itu mempersilahkan kedua malaikat untuk tidur di atas tempat tidurnya.<br /><div class="photo photo_left"><div class="photo_img"><img src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/a100086358708_2773639_2397682.jpg" alt="" /></div></div><div class="clear_left"><br />Ketika matahari terbit keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa petani itu dan istrinya sedang menangis sedih karena sapi mereka yang merupakan sumber pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring mati. Malaikat yg lebih muda merasa geram. Ia bertanya kepada malaikat yg lebih tua, "Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yg pertama memiliki segalanya, tapi engkau menolong menambalkan dindingnya yg retak. Keluarga ini hanya memiliki sedikit tetapi walaupun demikian mereka bersedia membaginya dengan kita. Mengapa engkau membiarkan sapinya mati ?"Malaikat yg lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya." "Ketika kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan di lubang dalam dinding itu. Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding itu agar ia tidak menemukan emas itu." "Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat maut datang untuk mengambil nyawa istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat maut tidak jadi mengambil istrinya."<br /><br />"Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."Kadang2 itulah yang kita rasakan ketika kita berpikir bahwa sesuatu tidak seharusnya terjadi. Jika kita punya iman, kita hanya perlu percaya sepenuhnya bahwa semua hal yang terjadi adalah demi kebaikan kita. Kita mungkin tidak menyadari hal itu sampai saatnya tiba....</div>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-48918120367621727682009-05-19T05:29:00.000-07:002009-05-24T05:33:34.222-07:00Arti cinta menurut suamiku<div class="note_header"><div class="byline"><br /></div></div> <div class="photo photo_left"><div class="photo_img"><img src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs099.snc1/4750_106699093708_100086358708_2773618_3997968_a.jpg" alt="" /></div></div><br />Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.<br /><br />Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.<br /><br />Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus.<br />Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen.<br />Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.<br /><br />Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang.<br />Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.<br /><br />Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.<br /><br />"Mengapa?", tanya suami saya dengan terkejut.<br />"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan," jawab saya.<br /><br />Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.<br /><br />Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?<br /><br />Dan akhirnya suami saya bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?"<br /><br />Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,"Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya"<br /><br />"Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung.<br />Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.<br />Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?"<br /><br />Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."<br /><br />Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.<br /><br />Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ......<br /><br />"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."<br /><br />Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya.<br /><br />Saya melanjutkan untuk membacanya.<br /><br />"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."<br /><br />"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."<br /><br />"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."<br /><br />"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."<br /><br />"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.<br /><br />"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu."<br /><br />Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.<br /><br />"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.<br /><br />"Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."<br /><br />"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."<br /><br />Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.<br /><br />Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.<br /><br />Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.<br /><br />Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.<br /><br />Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga"Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-16221191237855557692009-05-18T05:13:00.000-07:002009-05-24T05:15:48.176-07:00Ketika kamu ceraikanku, boponglah aku dalam lenganmu"<div style="text-align: left;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFi8eOT-UopG6WmARwipIBRckTyKYW7bWCtyuPawpvGuCScGmEY38-c3aY4rOKRziO0M6ne3kBdEeNwgj_xPuSUMYQU0as6CgEDThpPHWjhk8Yh9gHRZKNse1p55YVFwjgc3Mq-YJtQMQ2/s1600-h/4750_106071213708_100086358708_2761487_6126158_n.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 279px; height: 252px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFi8eOT-UopG6WmARwipIBRckTyKYW7bWCtyuPawpvGuCScGmEY38-c3aY4rOKRziO0M6ne3kBdEeNwgj_xPuSUMYQU0as6CgEDThpPHWjhk8Yh9gHRZKNse1p55YVFwjgc3Mq-YJtQMQ2/s320/4750_106071213708_100086358708_2761487_6126158_n.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5339362787157644258" border="0" /></a><br /></div> Pada hari pernikahanku,aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat2ku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu2. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia.<br /><br />Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu. Hari2 selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening: Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut.<br /><br />Ia adalah pegawai sipil. setiap pagi kami berangkat kerja bersama2 dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka2.<br /><br />Dew hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon. dengan Dew yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. ini adalah apartment yg kubelikan untuknya. Dew berkata , “kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis.” Kata2nya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata, “Pria sepertimu,begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis.” Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu2.<br /><br />Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, “kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor”. Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut,ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun,aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia<br />pasti akan sangat terluka. Sejujurnya,ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV.<br /><br />Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama2. Atau,Aku akan menghidupkan komputer,membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku. Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan?” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari ia. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius. Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengan ia..<br /><br />Ia kelihatan sedikit kecurigaan. Ia berusaha tersenyum pada bawahan2ku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya. Sekali lagi, Dew berkata padaku,” He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu2 lagi.<br /><br />Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya, “Ada sesuatu yg harus kukatakan “Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba2 aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo aku terus berpikir. “aku ingin bercerai”, ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata2ku, tapi ia bertanya secara lembut, “kenapa?” “Aku serius. ” Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku, “Kamu bukan laki2!”.<br /><br />Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis.. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew. Dengan perasaan yg amat bersalah, Aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian.. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah 10tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yg telah kuucapkan.<br /><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2761488&op=1&view=all&subj=83556357361&aid=-1&oid=83556357361&id=100086358708"><img src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/n100086358708_2761488_5856856.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div></div><div class="clear_none"><br />Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku,dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh2 telah terjadi ..<br /><br />Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat2 dari perceraiannya: ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya.<br /><br />Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami. Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Ning, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita?<br /><br />Pertanyaan ini tiba2 mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya, “jadi aku punya sebuahpermintaan, yaitu kamu akan tetap membopongkuku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu”.<br /><br />Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis.<br /><br />Aku memberitahukan Dew soal syarat2 perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yg ia lakukan,ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini, ” ia mencemooh. Kata2nya membuatku merasa tidak enak. Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing.<br /><br />Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,”wah, papa membopong mama, mesra sekali”. Kata2nya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku.<br /><br />Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut,” mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.<br /><br />Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku,Kami begitu dekat sampai2 aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi.beberapa kerut tampak di wajahnya.<br /><br />Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “kebun diluar sedang dibongkar.hati2<br />kalau kamu lewat sana.”<br /><br />Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.<br /><br />Bayangan Dew menjadi samar.<br /><br />Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti,dimana ia telah menyimpan baju2ku yg telah ia setrika, aku harus hati saat memasak, dll. Aku mengangguk.<br /><br />Perasaan kedekatan terasa semakin erat. Aku tidak memberitahu Dew tentang ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya.Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat.<br /><br />Aku berkata padanya,”kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang”. Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat,”semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum.Tapi tiba2 aku menyadarinya sebab ia semakin kurus itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat.<br /><br />Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi , aku merasakan perasaan sakit Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut.”Pa, sudah waktunya membopong mama keluar”<br /><br />Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting . Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir.<br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2761490&op=1&view=all&subj=83556357361&aid=-1&oid=83556357361&id=100086358708"><img src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4750/65/88/100086358708/n100086358708_2761490_5351948.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div></div><div class="clear_none"><br />Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.<br /><br />Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata,”sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua”. Aku memeluknya dengan kuat dan berkata “antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”.<br /><br />Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya.<br />Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah.<br />Aku menaiki tangga.<br />Dew membuka pintu.<br />Aku berkata padanya,” Maaf Dew, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius”. Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku.”Kamu tidak demam”. Kutepiskan tanganya dari dahiku “maaf, Dew,Aku cuma bisa bilang maaf padamu, Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai2 dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”.<br /><br />Dew tiba2 seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dgn kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjual bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis ” Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua..”</div>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-55142283699913183372009-05-18T05:10:00.000-07:002009-05-19T03:55:41.966-07:00Humor SejenakSalah Konseling<br /><br /><!-- Add any closing HTML tags to customize the title --> <!-- Add any opening HTML tags to customize the body --> <table nosave="" bg="" style="color: rgb(0, 0, 0);" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" cols="1" width="100%"> <tbody><tr><td><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span><p> <span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Suatu malam seorang konselor menerima telpon lalu terjadi percakapan sbb.:</span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Penelpon : Penyesalan itu terus membayangi saya sehingga saya mencoba menyudahi hidup ini tapi tak berhasil.</span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Konselornya (sambil menahan kantuk) menjawab : Itu berarti kamu salah cara bunuh dirinya.</span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Penelpon : ???<br /><br /></span></p> <!-- Add any closing HTML tags to customize the body --> <span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><br /></span></td></tr></tbody></table> <!-- Add any opening HTML tags to customize the title --> <table nosave="" bg="" style="color: rgb(0, 0, 0);" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" cols="1" width="100%"> <tbody><tr><td> <!-- Add any closing HTML tags to customize the title --><br /></td></tr></tbody></table> <!-- Add any opening HTML tags to customize the body --> <table nosave="" bg="" style="color: rgb(0, 0, 0);" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" cols="1" width="100%"> <tbody><tr><td><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" > </span><p> <span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Pasukan Yesus<br /></span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Alkisah hidup seorang hamba Tuhan yang bekerja sebagai seorang penginjil. Naas baginya ia hidup disaat kejayaan pemerintahan Komunis Uni Sovyet, saat itu hal yang berbau keagamaan dilarang keras dan diancam hukuman mati. </span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Ketika sedang melakukan penginjilan disuatu daerah pedalaman, dirinya ditangkap oleh KGB kemudian dibawa pengadilan dan divonis hukuman mati. Sebelum dieksekusi hukuman mati, pihak KGB memberikan kesempatan untuk sebuah permintaan terakhir.</span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Sebagai hamba Tuhan yang baik, ia mengajukan sebuah permintaan untuk bertemu dengan pemimpin Partai Komunis Uni Sovyet merangkap Presiden Uni Sovyet, Leonid Brezhnev. Hamba Tuhan ini mempunyai niatan ingin memperkenalkan Tuhan Yesus kepada Leonid Brezhnev.</span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >"Kamerad Presiden, bertobatlah sebab kerajaan Allah Sudah dekat. Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kalinya," ungkap Hamba Tuhan tersebut. Kemudian dengan ketusnya Leonid Brezhnev berkata, "Siapa itu Tuhan Yesus. Punya pasukan berapa banyak dan apa kekuatan utamanya?"</span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" >Setelah pertemuan tersebut Hamba Tuhan dieksekusi hukuman mati. Beberapa tahun kemudian Leonid Brezhnev sakit keras, taklama kemudian dia meninggal dunia. Mendengar Leonid Brezhnev meninggal, Tuhan Yesus pun tersenyum dan berkata," Nah, sekarang baru kamu tahu berapa banyak pasukan yang ku miliki."<br /><br /></span></p> <span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><br /></span></td></tr></tbody></table> <!-- Add any opening HTML tags to customize the title --> <table nosave="" bg="" style="color: rgb(0, 0, 0);" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" cols="1" width="100%"> <tbody><tr><td> <center><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-family:Arial;font-size:180%;" ><br /></span></center> <!-- Add any closing HTML tags to customize the title --> </td></tr></tbody></table> <!-- Add any opening HTML tags to customize the body --> <span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:Arial;font-size:85%;" > </span><p> <span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Mana Topinya?<br /></span></span></p><p><span style=";font-family:Arial;font-size:85%;" ><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Seorang nenek dan cucunya sedang bermain-main di pantai.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tiba tiba ada ombak besar muncul menerjang dan menyeret cucunya ke tengah laut. Nenek itu menjerit ke langit. "Tuhan, tolong kembalikan cucuku." Ajaib, ombak besar lain muncul lagi dan ketika surut, si cucu sedang duduk di pasir. Tidak kurang suatu apa. Masih bernafas alias masih hidup. Si nenek memeluk cucu tercintanya dan memeriksa segala sesuatunya. Ia menjerit lagi ke langit,"Tuhan, mana topinya?"</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">(sahabatsurgawinet)</span><br /></span></p>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-28875851678207949312009-05-18T05:04:00.000-07:002009-05-19T03:49:52.010-07:00Penampakan Malaikat Surga / Bunda Maria? (Goa Maria Kerep-Ambawara)<input id="post_form_id" name="post_form_id" value="0ab17ce3dcda097b7d3ddec998a9c946" type="hidden"><div class="note_header"><div class="byline"><a href="http://www.facebook.com/note.php?created&&suggest&note_id=82160152361&id=100086358708#" onclick="ask_delete_note(82160152361, 'note_82160152361', 10,100086358708,'Malaikat atau Maria di Goa Maria Kerep-Ambarawa','/note.php?note_id=82160152361', 0); return false;"><br /></a></div></div> <div class="note_content text_align_ltr direction_ltr clearfix"> <div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2734780&op=1&view=all&subj=82160152361&aid=-1&oid=82160152361&id=100086358708"><img src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4349/65/88/100086358708/n100086358708_2734780_3702962.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">Warung pecel Gerbang Goa Maria Ambawara<br /></div></div><div class="clear_none"><br />Assalamualaikum Wr.Wb<br />Pada akhir bulan April 2009 ini. Saya diajak oleh teman-teman kampus" X "Salatiga untuk jalan-jalan ke Bandungan, Ambarawa. Karena sebagian besar teman-teman saya beragama Kristiani mereka ingin mampir dulu ke Gua Maria Ambarawa karena waktu masih menunjukan pukul 09.00 saya pun mengiyakan. Saya memang beragama muslim, tetapi karena kami saling toleran saya bersedia ikut.<br />Ada yang khas di sana ada nasi pecel yang enak sekali , tempatnya pas di depan terminal ambarawa tepatnya di pintu masuk jalan raya Goa Ambarawa. Sehabis Makan kita langsung melanjutkan naik ke Goa Maria.<br />Teman-teman saya yang berjumlah 12 termasuk saya langsung masuk ke Goa Maria. Karena saya kurang enak karena muslim sendiri, saya bilang kepada mereaka untuk menunggu di warung dekat parkiran motor. Saya tunggu dan sambil makan jadah, makanan yang terbuat dari ketan.<br />Ketika sedang makan si Ibu penjual jadah nanya. "Kok ngga ikut masuk mas?" saya jawab"Saya Islam bu" terus ibu itu berkata"Loh emang kenapa, disini ngga dilarang kok walau mas Islam boleh masuk, asal ngga ganggung yang lagi berdoa" trus saya bilang"Tapi saya ngga enak bu" Si Ibu bicaranya lagi" Hehe mas saya juga Islam kok, tapi saya sering masuk sana tuh di Goa" Sambil nunjuk , dia melanjutkan"Siapa tahu mas dapat mukjijat atau sekedar ingin tahu aja mumpung disini" pikir saya benar juga ya. Mumpung disini.<br />Selanjutanya sambil foto -foto tempat itu dari depan, kemudian ke taman , trus lewati orang yang lagi sembahyang di gereja, terakhir kemudian saya masuk ke halaman Goa Maria. Semua lagi bedoa.<br />Saya ambil beberapa foto disana kemudian beberapa saat saya keluar.<br />Kira-kira setengah jam lamanya saya menunggu dan kami melanjutkan ke Bandungan Ambarawa.<br />Cerita di bandungan saya tidak ceritkan.<br />Selang beberapa hari setalah kami pulang dari jalan-jalan tersebut, saya berpikir untuk menyimpan foto-foto dari kamera digital saya karena agak penuh ke komputer. Karena esok harinya teman kampus ada yang mau pinjam.<br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2734799&op=1&view=all&subj=82160152361&aid=-1&oid=82160152361&id=100086358708"><img style="width: 460px;" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4349/65/88/100086358708/n100086358708_2734799_816590.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">Foto yang close up , ada semacam awan.</div></div><div class="clear_none"><br /></div><div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=2734785&op=1&view=all&subj=82160152361&aid=-1&oid=82160152361&id=100086358708"><img src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v4349/65/88/100086358708/n100086358708_2734785_7481397.jpg" alt="" class="" onload="var img = this; onloadRegister(function() { adjustImage(img); });" /></a></div><div class="caption">foto dari jauh</div></div><div class="clear_none"><br />Ternyata apa , ada sebuah foto yang sangat mengagetkan buat saya. Ada satu foto di depan Goa Maria yang membuat saya beberapa hari tidak bisa tidur dan ada ketakutan luar biasa. Saya coba amat-amati setiap hari. Sesosok Malaikat atau sebuah gambaran tentang Ibu Maria.<br />Saya belum pernah melihat sebelumnya. Seminggu dari kejadian itu saya seorang Muslim ngga akan mungkin memperlihatkan gambar tersebut dengan teman-teman Kristen saya. Saya berpikir akan sangat menggemparkan dan menjatuhkan iman saya. Saya coba konsultasi dengan pacar saya. Dia menyarankan untuk mendeletnya dan membuangnya. Saya berpikir juga begitu. Tetapi yang sangat aneh. Semacam ada kekuatan yang sangat kuat agar saya mengupload gambar tersebut di facebook saya tetapi saya tidak berani. Sampai detik ini saya masih mencari jawabannya apa yang harus saya lakukan. Mungkin Tuhan sedang memperlihatkan saya sesuatu? Iya dan tidak saya tidak tahu tetapi perasaan kuat saya adalah"Ada sesuatu yang besar yang akan terjadi di dalam hidup saya, sesuatu misteri" Saya coba berikthiar semoga Allah SWT memberikan kepada saya sebuah jawaban yang benar.<br />Waalaikumsalam Wr.Wb<br /><br /><br /><br /><br />dikutip dari facebook :<br />bundamaria2009@yahoo.com<br /><br /></div></div>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com74tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-6372237672287809332009-05-17T06:54:00.000-07:002009-05-17T06:58:56.322-07:00Kisah CInta<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Tak lama lewatlah Kecantikan.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Cinta sedih sekali mendengarnya.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Sebab," kata orang itu, "Hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu."</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Sepertinya halnya Tuhan Yesus...</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Seringkali kita berdosa dalam hidup kita...</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">menyalibkan Dia untuk ke-2 kalinya bahkan berkali-kali dalam keseharian kita,</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">namun Tuhan selalu punya waktu disaat kita butuh Dia,</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Tuhan selalu ada disaat kita berjalan dalam lembah kekelaman...</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Mampukan kami untuk berjalan bersamamu Tuhan...</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Selalu menghargai cinta dan pengorbananmu di kayu salib,</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">karena engkau telah lebih dulu menghargai kami yang Kau jadikan biji mata-Mu</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Sekali lagi, Tuhan telah beri waktuNya untuk kita,</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">karena begitu Ia mengasihi dan mencintai kita anak-Nya...</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Sudahkah kita memberi waktu kita padaNya?</span></span></div>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-1670834764797725102009-05-17T06:36:00.000-07:002009-05-17T06:37:34.603-07:00Koin Jelek<span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">keluarganya, sandang dan pangan. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">pekerjaan.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">membawa koin itu ke sebuah bank. "Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">uang kuno," kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">koin itu senilai 30 dollar. Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah,</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">ada lemari yang pasti disukai istrinya.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu.</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Dia pun segera membawanya pulang. Di tengah perjalanan dia melewati perumahan </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">itu, lalu kabur.</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata,</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">"Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi?" </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa.. Hanya sebuah </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">koin penyok yang kutemukan tadi pagi".</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam</span></span> <span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">kepedihan yang berlebihan? Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika datang dan pergi </span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">kita tidak membawa apa-apa.</span></span>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-22547412735166365882009-05-17T06:24:00.001-07:002009-05-17T06:29:37.366-07:00Sebelum Terlambat<span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Bagi yg sudah pernah baca, luangkan waktu untuk baca sekali lagi.</span> <span style="font-family: verdana;">Ini adalah cerita sebenarnya (diceritakan oleh Lu Di dan di edit oleh Lian Shu Xiang).</span> <span style="font-family: verdana;"><br /><br />Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga.</span> <span style="font-family: verdana;">Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka,tetapi segalanya sudah terlambat.<br /><br />Membawa nenek utk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami, malah telah menghianati ikrar cinta yg telah kami buat selama ini.</span> <span style="font-family: verdana;">Setelah 2</span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;"> tahun menikah, saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung utk tinggal bersama. Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya harapan nenek, nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga</span> <span style="font-family: verdana;">tamat kuliah.</span> <span style="font-family: verdana;">Saya terus mengangguk tanda setuju, kami segera menyiapkan sebuah kamar yg menghadap taman untuk nenek, agar dia dapat berjemur, menanam bunga dan sebagainya. Suami berdiri didepan kamar yg sangat kaya dgn sinar matahari,tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata: "Mari,kita jemput nenek di kampung".</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Suami berbadan tinggi besar, aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yg bidang, ada suatu perasaan nyaman dan aman disana. Aku seperti sebuah boneka kecil yg kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya. Kalau terjadi selisih paham diantara kami, dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan.Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar, sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami:"Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?"</span> <span style="font-family: verdana;">Aku menjelaskannya kepada nenek:"Ibu, rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira." Nenek berlalu sambil mendumel, suamiku berkata sambil tertawa: "Ibu, ini kebiasaan orang kota , lambat laun ibu akan terbiasa juga."</span> <span style="font-family: verdana;">Nenek tidak protes lagi, tetapi setiap kali melihatku pulang samb</span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">il</span> <span style="font-family: verdana;">membawa bunga,dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu, setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengkan kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa harganya ,ini berapa. Setiap aku jawab, dia selalu berdecak dengan suara keras.<br /><br />Suamiku memencet hidungku sambil berkata:"Putriku, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang</span> <span style="font-family: verdana;">sebenarnya."</span> <span style="font-family: verdana;">Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik. Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri, di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara dia protes.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku adalah instrukstur tari, seharian terus menari membuat badanku sangat letih, aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat musim dingin. Nenek kadang juga suka membantuku di dapur, tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot, misalnya; dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan, dikumpulkan bisa untuk dijual katanya.</span> <span style="font-family: verdana;">Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik, dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci, agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi pada saat dia sudah tidur. Suatu hari, nenek mendapati aku sedang mencuci piring malam harinya, dia segera masuk ke kamar sambil memba</span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">nting pintu dan menangis. Suamiku jadi serba salah.</span> <span style="font-family: verdana;">Malam itu kami tidur seperti orang bisu, aku coba bermanja-manja dengan dia, tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah.</span> <span style="font-family: verdana;">”Apa salahku?” Dia melotot sambil berkata, ”Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu mati?”</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yg culup lama, suasana mejadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak pada siapa? Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya, suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap, dengan sinar mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri?</span> <span style="font-family: verdana;">Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu, aku selalu membeli makanan diluar pada saat berangkat kerja.<br /><br />Saat tidur, suami berkata:”Lu di, apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?” sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku. Dan dia akhirnya berkata:”Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi.”Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Pagi itu nenek memasak bubur, kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yg sangat mual menimpaku, seakan-akan isi perut mau keluar semua.Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut.</span> <span style="font-family: verdana;">Setelah agak reda, aku melihat su</span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">amiku berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg tajam, diluar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata. Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian!</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku, nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh……suamiku segera mengejarnya keluar rumah.</span> <span style="font-family: verdana;">Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek.Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa, semenjak kedatangan nenek di rumah ini, aku sudah banyak mengalah, mau bagaimana lagi? Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau, sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya teman sekerjaku berkata:”Lu Di, sebaiknya kamu periksa ke dokter.”</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Hasil pemeriksaan menyatakan aku sedang hamil. Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu. Sebuah berita gembira yg terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?</span> <span style="font-family: verdana;">Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku, 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis, muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi, pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku. Aku berkata pada diriku sendiri, jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal aku ingin memberitahunya bah</span></span><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">wa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi….. mimpiku tidak menjadi kenyataan.<br /><br />Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?<br /><br />Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi, memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian, aku menangis dengan sedihnya.</span> <span style="font-family: verdana;">Tengah malam,aku mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Aku menatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yg sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata.</span><br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBSIXMMoWi8CLGun9gq6gDaPDN8RDdgLLg_-EeJfbRwvT_gD5QFlOx6yH49-Cbf-x7PADQwgYv5WmuoS1ak_yZQ7g2r7NIzh2rhghHvVbK0BxgMGzPvhukdknf9Hf2k_4gyyAMNXCo7-Fp/s1600-h/nita-valentine2.gif"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBSIXMMoWi8CLGun9gq6gDaPDN8RDdgLLg_-EeJfbRwvT_gD5QFlOx6yH49-Cbf-x7PADQwgYv5WmuoS1ak_yZQ7g2r7NIzh2rhghHvVbK0BxgMGzPvhukdknf9Hf2k_4gyyAMNXCo7-Fp/s200/nita-valentine2.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314728938357198546" border="0" /></a><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di kantornya. Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg melihatku dengan wajah bingung.<br /><br />”Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit. Mulutku terbuka lebar.Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yg terbujur kaku. Sambil menangis aku menjerit dalam hati:”Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?”</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku,jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian. Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain, pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yg datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika aku tidak muntah pagi itu, jika kami tidak bertengkar, jika saja...</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Di matanya, akulah penyebab kematian nenek.Suamiku pindah ke kamar nenek, setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya, aku tidak pernah menjelaskan masalah ini. Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Waktu berlalu dengan sangat lambat.Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana tegang didalam rumah.</span> <span style="font-family: verdana;">Suatu hari, aku berjalan melewati sebuah café, melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku tertegun dan mengerti apa yg telah terjadi.<br /><br />Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karena aku juga tidak tahu harus berkata apa. Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu. Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yg tidak kalah tajam dariku. Suara detak jangtungku terasa sangat keras, setiap detak suara seperti suara menuju kematian. Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi...</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Semua berlalu begitu saja.Aku mulai hidup seorang diri, pergi check kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama, hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini, tetapi aku seperti orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.“</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Suatu hari pulang kerja,aku melihat dia duduk didepan ruang tamu. Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja, tidak perlu tanya aku juga sudah tahu surat apa itu. 2 bulan hidup sendiri, aku sudah bisa mengontrol emosi.</span> <span style="font-family: verdana;">Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya:”"Tunggu sebentar, aku akan segera menanda tanganinya”. Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.<br /><br />Selesai membuka mantel, aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit. Sambil duduk di kursi, aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Lu Di, kamu hamil?”<br /><br />Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yg menglir keluar dengan derasnya. Aku menjawab:"Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi".<br /><br />Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukkan badannya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku. Tetapi di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yg sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali.“Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:”Maafkan aku, maafkan aku”.<br /><br />Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan.Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali.<br /><br />Hanya sewaktu memikirkan bayiku, aku bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es, tidak pernah menyentuh semua makanan pembelian dia, tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya.</span> <span style="font-family: verdana;">Sejak menandatangani surat itu, semua cintaku padanya sudah berlalu, harapanku telah lenyap tidak berbekas.Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku, aku segera berlalu ke ruang tamu, dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli. Itu adalah permainan dia dari dulu. Jika aku tidak perduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia lupa... , itu adalah dulu, saat cintaku masih membara, sekarang apa lagi yg aku miliki?</span> <span style="font-family: verdana;"><br /><br />Begitu seterusnya, setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar, malam hari dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Suatu malam di musim semi, perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yg keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tanganku, menghapus keringat dingin yg mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit, aku segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yg kurus kering, aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidupku, siapa lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Sampai dipintu ruang bersalin, dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit aku masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Aku memegang tangannya, dia membalas memandangku dengan bahagia, tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai.<br /><br />Aku berteriak histeris memanggil namanya.</span> <span style="font-family: verdana;">Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya………aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya, tetapi kenyataannya tidak demikian, aku tidak pernah merasakan sesakit saat ini. Kata dokter, kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjijat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata dokter, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk.<br /><br />Aku tidak lagi perduli dengan nasehat perawat, aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer.</span> <span style="font-family: verdana;">Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku masih berpikir dia sedang bersandiwara. Sebuah surat yg sangat panjang ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yg paling mencintaimu dan adalah orang yg paling ayah cintai".</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK , SD , SMP, SMA sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yg paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya".</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata: "Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya".</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Dengan susah payah dia membuka matanya, tersenyum.. anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tangannya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata..</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Teman2 terkasih, aku sharing cerita ini kepada kalian, agar kita semua bisa menyimak pesan dari cerita ini.Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis, ingatlah pesan dari cerita ini : "Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati. Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yg telah kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup."<br /><br /></span><span style="font-family: verdana;">Cerita ini sangat menyentuh. Dan yang terpikir pertama kali ketika aku membaca cerita ini adalah seorang sahabat yang kini menganggapku seperti seorang asing. God Bless You Bro. Hope you read this story.</span></span>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-7079137125388002802009-05-17T01:27:00.000-07:002009-05-17T01:33:23.950-07:00Aku Mau Mama Kembali<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioBfzKiONcRcjELVIzG8hnUEVAiQhOwdrXLkM-o2KZLlX8t9237qDuNTvBwKbfnt6ZaLPQ_rUCL6Za7t72yIag1_lrQYX35bf0a19AjEFATtQtyB9eFwXM5MRhvAZURv0ZgRKYQCUIV1lj/s1600-h/Old_Man_by_artpicture.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 226px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioBfzKiONcRcjELVIzG8hnUEVAiQhOwdrXLkM-o2KZLlX8t9237qDuNTvBwKbfnt6ZaLPQ_rUCL6Za7t72yIag1_lrQYX35bf0a19AjEFATtQtyB9eFwXM5MRhvAZURv0ZgRKYQCUIV1lj/s400/Old_Man_by_artpicture.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336707108800261266" border="0" /></a><br /><p><span style="font-size:medium;">Sebuah kisah teladan dari negeri China</span></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span lang="id-ID">Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.<br />Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27<br />Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.</span><span id="more-289"></span></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span lang="id-ID">Pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.</span></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian<br />ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> </p><p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><strong>ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.</strong></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia<br />membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> </p><p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><strong>Zhang Da menyuntik sendiri papanya.</strong></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span lang="id-ID">Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan</span><span lang="id-ID"> ijeksi/suntikan kepada pasiennya.</span></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span lang="id-ID">Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.</span></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> </p><p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><strong>Aku Mau Mama Kembali</strong></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da,<br />Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab<br />apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun<br />tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup<br />untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta<br />sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg<br />istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya…ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya.</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID">Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan….bangkitlah! karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.</p>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-52152224973290809562009-05-16T11:43:00.000-07:002009-05-16T11:46:31.249-07:00Cinta Seorang Anak Kepada Mamanya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_MScFs1cs2AaBD2hoWtGviETGOzIsK5ZmyHjZKlVDwpwIOKZ3d6e8Pil54qInKjBBtlSlNhv4I-zhz2lCgyz0lXvwD9mXY2KZRyw55bWXH22GfJhFBXaGeItG19WCwb1GmPxo1i0svrN-/s1600-h/mom_and_son_by_NickSchiavulli.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 268px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_MScFs1cs2AaBD2hoWtGviETGOzIsK5ZmyHjZKlVDwpwIOKZ3d6e8Pil54qInKjBBtlSlNhv4I-zhz2lCgyz0lXvwD9mXY2KZRyw55bWXH22GfJhFBXaGeItG19WCwb1GmPxo1i0svrN-/s400/mom_and_son_by_NickSchiavulli.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336494750228137490" border="0" /></a><br />Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,<br />wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,<br />memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini<br />memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain<br />saja. <p>Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya<br />membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun<br />melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya<br />menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga<br />Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan<br />membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.<br /><span id="more-163"></span><br />Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa<br />stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu<br />melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu<br />menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal<br />dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi<br />semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya<br />mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya<br />pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang<br />sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya<br />tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar<br />hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak<br />kejadian itu.</p> <p>Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia<br />Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat<br />buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah<br />sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah<br />berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah<br />perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi<br />yang mengingatnya.</p> <p>Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti<br />sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari<br />betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas<br />kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore<br />itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad<br />dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang<br />sebenarnya terjadi?”</p> <p>“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal<br />yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan<br />terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah<br />memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis<br />saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.<br />Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari<br />hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya<br />tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…</p> <p>Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada<br />sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya<br />mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali<br />potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan<br />Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap<br />sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.<br />Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala<br />ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.</p> <p>“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”</p> <p>Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal<br />dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”</p> <p>Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10<br />tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus<br />menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,<br />saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.<br />Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,<br />namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan<br />yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis<br />setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”</p> <p>Saya pun membaca tulisan di kertas itu…</p> <p>“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama<br />Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji<br />kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”</p> <p>Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…<br />katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!<br />Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”</p> <p>Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.</p> <p>“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric<br />telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya<br />sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan<br />di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut<br />apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya<br />ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari<br />belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang<br />lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”</p>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-39085033757800385522009-05-16T10:34:00.000-07:002009-05-16T10:50:54.862-07:00Selalu Ada Jalan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXZd34UVtnIkY5xDznv741VAW_YTtJx2XVJ0zId4d-AZtIRA9Fk7a2Tzjk9elBHQz0WhyYPxMcozm70cy3844XLPGxDrzVcPZcEkQJhC3S3teAk8nE71SuBJtZEsaZgGcAZ9zalVZkor_I/s1600-h/Don__t_Die_Before_I_Do_by_Sulejman.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 263px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXZd34UVtnIkY5xDznv741VAW_YTtJx2XVJ0zId4d-AZtIRA9Fk7a2Tzjk9elBHQz0WhyYPxMcozm70cy3844XLPGxDrzVcPZcEkQJhC3S3teAk8nE71SuBJtZEsaZgGcAZ9zalVZkor_I/s320/Don__t_Die_Before_I_Do_by_Sulejman.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336477982404085666" border="0" /></a><br /><br /><span id="fullpost"><blockquote><span style="font-style: italic;">"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? </span><span style="color: rgb(0, 0, 153); font-style: italic;">(Matius 6:25)</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." </span><span style="color: rgb(0, 0, 153); font-style: italic;">(Matius 6:34)</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. </span><span style="color: rgb(0, 0, 153); font-style: italic;">(I Petrus 5:7)<br /><br />Mari kita renungkan cerita di bawah ini :<br /><br /></span><h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://www.klinikrohani.com/2008/08/selalu-ada-jalan-keluar.html">SELALU ADA JALAN KELUAR</a></h3><span id="fullpost"><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;"> oleh : </span><a style="font-style: italic;" href="mailto:Gundolo@altrak1978.co.id">Gundolo Sosro</a></span></span><br /><br /><div class="post-header-line-1"> <span class="post-comment-link" style="float: right;"> </span> <span class="post-author vcard" style="background: transparent url() no-repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; padding-left: 0px;"> </span><br /><span class="post-labels"> </span><span class="post-icons"><span class="item-control blog-admin pid-1807338274"></span></span></div> Suatu masalah itu jika menyempit, maka biasanyanya ia menjadi meluas. Jika tali ditarik keras-keras, ia akan terputus. Jika malam semakin gelap, pertanda akan muncul fajar. Itulah tanda kehidupan yang sudah dan terus berlaku. Itulah hikmah yang pasti terjadi. Maka, relakanlah jiwamu untuk merelakan kondisinya. Karena, setelah kehausan pasti akan ada air. Setelah musim semi akan datang musim penghujan.<br /><br />Mungkin saja betapa banyak kesedihan yang engkau keluhkan. Tapi permudahlah urusanmu. Lapangkanlah pikiranmu. Tidakkah engkau membaca firman Tuhan Tidakkah engkau berbahagia karena di dunia ini masih terhampar banyak harapan. Di dunia ini masih banyak kemudahan.<span id="fullpost"><br /><br />Wahai yang berkeluh-kesah tentang banyak urusan. Lalu menjalani hidup serasa dalam kurungan. Sementara air matanya terus mengalir karena sedih.<br /><br />Sesungguhnya untuk rasa sakit, ada kesembuhan.<br />Untuk penyakit, ada obat.<br />Untuk haus, ada air.<br />Untuk kesulitan, ada kelapangan.<br />Dalam kesempitan, ada kebahagiaan.<br />Dalam gelap, pasti akan ada cahaya terang.<br />Sesungguhnya Tuhan bersama kita. Dia mendengarkan kita. Dia melindungi kita.<br />Sebagaimana Dia telah menghimpun kita.<br /><br />Katakanlah kepada orang yang tenggelam dalam putus asa dan telah terjatuh.<br />Kepada orang yang telah patah arang dan terpuruk.<br />Kepada orang yang bimbang pemahamannya dalam masalah iman.<br />Bekerjalah dan beramallah, sesungguhnya Tuhan justru menurunkan hujan setelah manusia putus ada terhadap hujan.<br /><br />Tuhan pasti akan menciptakan kemudahan setelah kesulitan. Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya pasti ada keadaan lain yang Tuhan berikan setelah kesulitan?<br /><br />Siapapun yang mengingat nama-NYA, maka Tuhan akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesulitannya. Tuhan yang akan memberinya jalan penyesalan terhadap setiap kegundahannya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dari Tuhan Dengan pengharapan itu, segala beban mampu terpikul, semua kengerian bisa terlewati, seluruh keadaan bisa lebih baik, lebih melapangkan pikiran dan menambahkan rasa pasrah kepada Tuhan.<br /><br />Beritakanlah kegembiraan kepada malam, dengan datangnya pagi yang menyapu gelap dari puncak gunung-gunung.<br /><br />Beritakanlah kegembiraan kepada musim semi dengan turunnya limpahan air hujan hingga air itu masuk ke sela-sela pasir.<br /><br />Beritakanlah kegembiraan kepada orang sesat dengan harta yang bisa mengusir kematian.<br /><br />Ketahuilah, di setiap kesulitan itu ada jeda.<br />Di setiap kebutuhan itu ada pertolongan.<br /><br />Sesungguhnya Tuhan menghilangkan bencana dengan ketulusan doa dan kebersihan harapan.<br />Ketahuilah, himpitan dan kesulitan itu menghilangkan kesombongan dan terus menerus mendorong kepada ampunan, syukur dan kewaspadaan berpikir. Maka tenangkanlah hatimu jika kegalauan menerpamu. Lapangkanlah dadamu jika kesulitan menyerangmu. Jangan putus asa terhadap apa yang telah terjadi dan telah hancur. Ketahuilah, karena tidak ada sesuatu yang abadi selama alam semesta ini berputar.<br /><br />Semoga kesulitan menjadi lebih ringan bagimu, dan musibah bisa memberikan kebaikan untukmu. Jika hidupmu telah terhimpit dan tak ada lagi alasan yang bisa engkau angkat. Kembalilah kepada Tuhan. Ketahuilah bahwa kesulitan tak pernah berlangsung terus menerus. Tuhan pasti memandangmu dengan pandangan kasih dan sayang. Karena dunia ini tidak berada dalam satu keadaan. Karena dunia ini berwarna-warni dan beragam bentuknya. Tidak ada kengerian yang tak pernah selesai. Belenggu akan terbuka dan ikatan akan terlepas. Bersabarlah, berdoalah dan nantikanlah jalan keluar dari Tuhan.<br /><br />Ketahuilah, sesungguhnya kesulitan itu akan mampu membuka kejernihan telinga dan mata, serta menajamkan pikiran.<br />Kesulitan bisa memberi hikmah dan pelajaran.<br />Kesulitan mengajarkan kemampuan untuk memikul beban dan bertahan.<br />Kesulitan menghapuskan dosa.<br />Kesulitan memperbanyak pahala.<br /><br />Maka, mintalah perlindungan dan pertolongan Tuhan. Setiap musibah itu mempunyai tujuan.<br /><br />Berapa kali kita merasa takut, lalu kita berdoa dan meminta kepada Tuhan. Kemudian Tuhan menyelamatkan dan melindungi kita.<br /><br />Berapa kali kita di lilit lapar, lalu Tuhan memberi makan dan minum untuk kita.<br /><br />Berapa kali kita diterpa kebimbangan dan keresahan, lalu tuhan memberikan kebahagiaan dan kesenangan.<br /><br />Berapa kali kita terjerat dan kita hampir terjatuh dalam kehancuran.<br />Kemudian tuhan memberikan jalan untuk bangkit dan berjalan.<br /><br />Ketahuilah, engkau berhubungan dengan Yang Maha Lembut terhadap hamba-Nya.<br />Yang Terkenal dengan Pemberiannya.<br />Yang Maha Meberi untuk kebahagiaan hamba-Nya.<br />Yang Maha Kuasa atas segala keinginan-Nya.<br /></span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153); font-style: italic;"><br /><br /></span></blockquote></span>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-273209340374432132009-05-16T10:07:00.000-07:002009-05-16T10:10:26.200-07:00Pesan Ibu Theresa<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj852TFBwmMTP3MDCZ_ZV7p0r_LdiRsZlm35D-hGQwRsXqu93UNTtGbglMbb6hjFBffzPbT7koshuPBXNW4Aff1umnhEYdiOVufcPQSCsrK2eeGlVFNGAbFzEmgu0_o2JA9YXYpq6JJFBTi/s1600-h/Mother_Theresa_WIP_1_by_BikerScout.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 260px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj852TFBwmMTP3MDCZ_ZV7p0r_LdiRsZlm35D-hGQwRsXqu93UNTtGbglMbb6hjFBffzPbT7koshuPBXNW4Aff1umnhEYdiOVufcPQSCsrK2eeGlVFNGAbFzEmgu0_o2JA9YXYpq6JJFBTi/s400/Mother_Theresa_WIP_1_by_BikerScout.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336470239159786162" border="0" /></a><br />Inilah perkataan yang diucapkan ibu Teresa sebelum meninggal :<br /><br />"Kalau saya memungut seseorang yang lapar dari jalan, saya beri dia sepiring nasi, sepotong roti. Tetapi seseorang yang hatinya tertutup, yang merasa tidak dibutuhkan, tidak dikasihi, dalam ketakutan, seseorang yang telah dibuang dari masyarakat - kemiskinan spiritual seperti itu jauh lebih sulit untuk diatasi."<br /><br />Mereka yang miskin secara materi bisa menjadi orang yang indah.<span id="fullpost"><br /><br />Pada suatu petang kami pergi keluar, dan memungut empat orang dari jalan. Dan salah satu dari mereka ada dalam kondisi yang sangat buruk.<br /><br />Saya memberitahu para suster : "Kalian merawat yang tiga; saya akan merawat orang itu yang kelihatan paling buruk."<br /><br />Maka saya melakukan untuk dia segala sesuatu yang dapat dilakukan, dengan kasih tentunya. Saya taruh dia di tempat tidur dan ia memegang tangan saya sementara ia hanya mengatakan satu kata : " Terima kasih " lalu ia meninggal.<br /><br />Saya tidak bisa tidak harus memeriksa hati nurani saya sendiri. Dan saya bertanya : " Apa yang akan saya katakan, seandainya saya menjadi dia ?" dan jawaban saya sederhana sekali. Saya mungkin berusaha mencari sedikit perhatian untuk diriku sendiri.<br /><br />Mungkin saya berkata : " Saya lapar, saya hampir mati, saya kedinginan, saya kesakitan, atau lainnya". Tetapi ia memberi saya jauh lebih banyak ia memberi saya ucapan syukur atas dasar kasih. Dan ia mati dengan senyum di wajahnya.<br /><br />Lalu ada seorang laki-laki yang kami pungut dari selokan, sebagian badannya sudah dimakan ulat, dan setelah kami bawa dia ke rumah perawatan ia hanya berkata : "Saya telah hidup seperti hewan di jalan, tetapi saya akan mati seperti malaikat, dikasihi dan dipedulikan."<br /><br />Lalu, setelah kami selesai membuang semua ulat dari tubuhnya, yang ia katakan dengan senyum ialah : "Ibu, saya akan pulang kepada Tuhan" - lalu ia mati.<br /><br />Begitu indah melihat orang yang dengan jiwa besar tidak mempersalahkan siapapun, tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Seperti malaikat, inilah jiwa yang besar dari orang-orang yang kaya secara rohani sedangkan miskin secara materi.<br /><br />* Hidup adalah kesempatan, gunakan itu.<br />* Hidup adalah keindahan, kagumi itu.<br />* Hidup adalah mimpi, wujudkan itu.<br />* Hidup adalah tantangan, hadapi itu.<br />* Hidup adalah kewajiban, penuhi itu.<br />* Hidup adalah pertandingan, jalani itu.<br />* Hidup adalah mahal, jaga itu.<br />* Hidup adalah kekayaan, simpan itu.<br />* Hidup adalah kasih, nikmati itu.<br />* Hidup adalah janji, genapi itu.<br />* Hidup adalah kesusahan, atasi itu.<br />* Hidup adalah nyanyian, nyanyikan itu.<br />* Hidup adalah perjuangan, terima itu.<br />* Hidup adalah tragedi, hadapi itu.<br />* Hidup adalah petualangan, lewati itu.<br />* Hidup adalah keberuntungan, laksanakan itu.<br />* Hidup adalah terlalu berharga, jangan rusakkan itu.</span>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-74322859669533859422009-05-16T09:50:00.000-07:002009-05-16T10:04:02.244-07:00Memaafkan ...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmiwtchKqDBMYq-Kmkd1yb3ao9cg0RW1sXODNVfBN1mQ7VTTdCpoKWMU1_Urcoxs_vVk7tSxARMzNz3IBXltYxZ2emaePDfLmbtAFxy_Fy3Zn-HtIZI4fshYEWhN48pidX4aDRSX0qTazI/s1600-h/__Forever___by_Midii.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 355px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmiwtchKqDBMYq-Kmkd1yb3ao9cg0RW1sXODNVfBN1mQ7VTTdCpoKWMU1_Urcoxs_vVk7tSxARMzNz3IBXltYxZ2emaePDfLmbtAFxy_Fy3Zn-HtIZI4fshYEWhN48pidX4aDRSX0qTazI/s400/__Forever___by_Midii.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336468617849520002" border="0" /></a><br />Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir: "Hari ini, sahabat terbaikku menampar pipiku."<br /><br />Mereka terus berjalan sampai akhirnya menemukan sebuah oasis. Mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, tapi dia berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: "Hari ini, sahabat terbaikku menyelamatkan nyawaku."<span id="fullpost"><br /><br />Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang menuliskan ini di batu?" Sambil tersenyum temannya menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu. Dan bila sesuatu yang luar biasa baik terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar takkan pernah bisa hilang tertiup angin."<br /><br />Dalam hidup ini ada kalanya kita dan orang terdekat kita berada dalam situasi yang sulit, yang kadang menyebabkan kita mengatakan atau melakukan hal-hal yang menyakiti satu sama lain. Juga terjadinya beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum kita menyesal di kemudian hari, cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masa lalu.</span>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-69173962507512093342009-05-15T07:02:00.000-07:002009-05-15T07:10:52.614-07:00Gambar Yesus, Maria, Dan lain-lain<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6-f8ON02yjkWNOMKWcEB-wqTSktPu-wq3ixgrP82Fa0OYt4uvIGysUztZr1f2FL8yX7_g3J1xA0QX2TmfQkeINbfe7CxrTj69qqEmA2q8x1WZDuK_T-HhSL1Dod3mJlDm0QZnYzxCRpnf/s1600-h/nc361.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6-f8ON02yjkWNOMKWcEB-wqTSktPu-wq3ixgrP82Fa0OYt4uvIGysUztZr1f2FL8yX7_g3J1xA0QX2TmfQkeINbfe7CxrTj69qqEmA2q8x1WZDuK_T-HhSL1Dod3mJlDm0QZnYzxCRpnf/s400/nc361.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336052634199745330" border="0" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZcuIhARQIvFckDkz8XHX_3UQq-SEYuZCpMHckt40mcymWX1hB8z6IRV1rKCZfr4SBwDDbHsF7Rz57xWRKCVg_R_u7g7XHPkAhtfxF5xEsNqWrfTlmGDu_S0Y42ckBkBCEliZXK61I-e6i/s1600-h/Heaven_Is_A_Place_On_Earth_by_MelGama.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZcuIhARQIvFckDkz8XHX_3UQq-SEYuZCpMHckt40mcymWX1hB8z6IRV1rKCZfr4SBwDDbHsF7Rz57xWRKCVg_R_u7g7XHPkAhtfxF5xEsNqWrfTlmGDu_S0Y42ckBkBCEliZXK61I-e6i/s400/Heaven_Is_A_Place_On_Earth_by_MelGama.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336052634585766770" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbCKIAA0QAseWAj5NJ2hTjFu-tjJl5pi7-cgdqQ3t2eJvTL8WPW_u6mA8exfjd2hCVf7PBUKSnXBPrYpPUj6SV3t1fUXpmMfy2v851sytAQWSkdshIhe1Aw0yvvrXFCRnwq1bfUz8Lp6h8/s1600-h/virgin_mary_by_mykill.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 258px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbCKIAA0QAseWAj5NJ2hTjFu-tjJl5pi7-cgdqQ3t2eJvTL8WPW_u6mA8exfjd2hCVf7PBUKSnXBPrYpPUj6SV3t1fUXpmMfy2v851sytAQWSkdshIhe1Aw0yvvrXFCRnwq1bfUz8Lp6h8/s400/virgin_mary_by_mykill.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336052630371294002" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnzj_8Jp3SqSEgPmVH7T-5hDfHCe0O9Lg1ZnfLh9MEpwBrR_GS7uBMo4OfSZyezOdXpFoJgB5sH-1BuX1OuNj3i59VCN1lfjLiyRuIdb935bdPHj3-D06Se_bWMXOzYTaY94PJ4BaQcGVs/s1600-h/StMary+copy.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 204px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnzj_8Jp3SqSEgPmVH7T-5hDfHCe0O9Lg1ZnfLh9MEpwBrR_GS7uBMo4OfSZyezOdXpFoJgB5sH-1BuX1OuNj3i59VCN1lfjLiyRuIdb935bdPHj3-D06Se_bWMXOzYTaY94PJ4BaQcGVs/s400/StMary+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336052629566042818" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht3snVOzglcxerXZnvZDwIH08aAurEs1b6wyqjDLlcIeZnvpQOE_2iKrZaPryy7JqE0t9W3KkccR_o2LuEMzy_XkgjblRqq3l1SiCnjSDAslhDnZ59bEX0RKxQ8GZETmhEToht1kdYRcI-/s1600-h/Stairway_To_Heaven_by_justinyong.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 256px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht3snVOzglcxerXZnvZDwIH08aAurEs1b6wyqjDLlcIeZnvpQOE_2iKrZaPryy7JqE0t9W3KkccR_o2LuEMzy_XkgjblRqq3l1SiCnjSDAslhDnZ59bEX0RKxQ8GZETmhEToht1kdYRcI-/s400/Stairway_To_Heaven_by_justinyong.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336052626521770370" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-V_3Le5Hpc-z1oxSKpEIDkY5dKlHAIoN3tXgomM6RZ8M7APwcsXTO1o7wXT4YlEYM6aUXRbJ303Xiqgf-uByun_8Zw_W6W4gGIm4DRIOhq_Z92zAjQZlGJRhxiItKUGv6F7LqNk_c3Z8/s1600-h/Jesus_by_Ralphy_sama.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 271px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-V_3Le5Hpc-z1oxSKpEIDkY5dKlHAIoN3tXgomM6RZ8M7APwcsXTO1o7wXT4YlEYM6aUXRbJ303Xiqgf-uByun_8Zw_W6W4gGIm4DRIOhq_Z92zAjQZlGJRhxiItKUGv6F7LqNk_c3Z8/s400/Jesus_by_Ralphy_sama.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336051824991863474" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVwUpYBPnjyPzAzQ2gWSh4aUSFuCusVSP3h5oVP7Wo9S0iDULQyhGRJc_DaGADNHlUX7Fq3vPXSFF3sLIJQ9HShR_Yfptxw0HoDA6N2hDVaTxW1v6V5hU-cjKkVd07QU1PfB6AKG6DNIu4/s1600-h/Jesus_by_jarvisvernoncoong.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 267px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVwUpYBPnjyPzAzQ2gWSh4aUSFuCusVSP3h5oVP7Wo9S0iDULQyhGRJc_DaGADNHlUX7Fq3vPXSFF3sLIJQ9HShR_Yfptxw0HoDA6N2hDVaTxW1v6V5hU-cjKkVd07QU1PfB6AKG6DNIu4/s400/Jesus_by_jarvisvernoncoong.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336051823575397234" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7cATrVPy6BPtZzjbMPF9Zvbe_Nhpuc9PZ_Yhg2ZCQSBGX5OHhi2Fezyahu5OQ1tE7tbwIqudZVPGrOpdz47oL-Ix5RvkBP7xNVZ_qse2drD3XEJ3mgBENDPprMfFQuHKPN2Sguh_XZ_Rd/s1600-h/jesus_by_Gregilnero.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 273px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7cATrVPy6BPtZzjbMPF9Zvbe_Nhpuc9PZ_Yhg2ZCQSBGX5OHhi2Fezyahu5OQ1tE7tbwIqudZVPGrOpdz47oL-Ix5RvkBP7xNVZ_qse2drD3XEJ3mgBENDPprMfFQuHKPN2Sguh_XZ_Rd/s400/jesus_by_Gregilnero.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336051820136974466" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7xJa1cJ-xs4t5HCY00MhFoKFF-yztw3JyVSmmtsCS6i2fsTg3LUMRxA73eKNT9WEEyOP-2wX85nQm9c35IGk84pFVDc3LM3k3cLOioHjL0HS_jhCN2qTsP_BI9ZbML3eQ5V550Zs8VtoB/s1600-h/God_by_SoundArt.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 302px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7xJa1cJ-xs4t5HCY00MhFoKFF-yztw3JyVSmmtsCS6i2fsTg3LUMRxA73eKNT9WEEyOP-2wX85nQm9c35IGk84pFVDc3LM3k3cLOioHjL0HS_jhCN2qTsP_BI9ZbML3eQ5V550Zs8VtoB/s400/God_by_SoundArt.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336051820320370866" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUjsW9omZBfeT3SLShWHiOwjCJbPcPPw0VSCCfsM5d_VZ2t41vW70B78wNOMvfhc4HuEMgwYXCq1lxJQGBcu6dBwvYTFwyUWdeNyn81fWeJHAKhsBkHpCFSXupXz6b0wSFZ68pPVwWECk9/s1600-h/____Heaven_Sent_____by_AY_art.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 297px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUjsW9omZBfeT3SLShWHiOwjCJbPcPPw0VSCCfsM5d_VZ2t41vW70B78wNOMvfhc4HuEMgwYXCq1lxJQGBcu6dBwvYTFwyUWdeNyn81fWeJHAKhsBkHpCFSXupXz6b0wSFZ68pPVwWECk9/s400/____Heaven_Sent_____by_AY_art.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336051812820360754" border="0" /></a><br />kumpulan gambar-gambar rohaniBunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-6506612481317457462009-05-14T08:24:00.000-07:002009-05-14T08:52:10.258-07:00Citra Bunda Maria-2009<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidgO0K-ji7k_FVO5n7GuKK8FPgQjE__TYXrDvmTfDdTiCgLkkvLvCGZ3a6H9AIu7A-6JClCIXuGZ7nAnUTbt8witxWzKraSbTwer4CVrOoksLN4Z3ICuLMJR8QyR5ikQ2M5fn3P4U43eXs/s1600-h/Citrabunda.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 275px; height: 373px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidgO0K-ji7k_FVO5n7GuKK8FPgQjE__TYXrDvmTfDdTiCgLkkvLvCGZ3a6H9AIu7A-6JClCIXuGZ7nAnUTbt8witxWzKraSbTwer4CVrOoksLN4Z3ICuLMJR8QyR5ikQ2M5fn3P4U43eXs/s400/Citrabunda.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5335706240025525074" border="0" /></a>Citra Bunda Maria di dalam kapel tua di Irlandia . Setelah sebuah club foto grafi mengadakan workshop fotografi di Kapel tersebut . Menurut sumber berita foto tersebut hanya muncul sekali, tetapi di iringi dengan suara angin dan beberapa kicau burung di sekitar gereja yang berterbangan seperti tanda sukacita. www.afp.com<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57y2SK3L3ATEV6SXmsLZW98Got3BPIJrB2OKRZdj7iGSJCSTwd1kwNuPdiSBXgv7f4F5OKmVtgAMNzWkZi4xXGHmbCf5pmYX4xvSGfkWDArC50TojvORjl1C8WfV9LUmCAuvrr1gIi58D/s1600-h/penampakan+bunda+maria.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57y2SK3L3ATEV6SXmsLZW98Got3BPIJrB2OKRZdj7iGSJCSTwd1kwNuPdiSBXgv7f4F5OKmVtgAMNzWkZi4xXGHmbCf5pmYX4xvSGfkWDArC50TojvORjl1C8WfV9LUmCAuvrr1gIi58D/s400/penampakan+bunda+maria.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5335701621612292930" border="0" /></a><br /><br /><br />Citra Bunda Maria di sebuah gereja di Rusia, diambil oleh seorang penjaga gereja pada pagi hari sebelum misa pagi di mulai. Tetapi sayang tidak ada yang merekam dalam video padahal terjadi selama 1 jam. Tetapi apapun itu, Bunda Maria sangat mengasihi kita semua dengan selalu mengingatkan kita dan datang tepat pada waktunya.Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-2979518857730751942009-05-14T04:41:00.000-07:002009-05-14T04:55:05.781-07:00Video Kehadiran Bunda Maria di Assiut MesirIni lah Video Kehadiran Bunda Maria Di Mesir.<br /><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dxmj95Jf0hg12Fa7QZvdkZwuESsbkZaz49l4Wc1V7t6Z05hl0nogjBSAXfmKUo8Pb4wINd_nbxlMMmsy-ayFw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8947606045251542258.post-47079113330655451712009-05-14T04:06:00.000-07:002009-05-14T04:18:04.914-07:00Pesan Bunda Maria di Medjugorje<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNINr0539EwCMmb9r4IS4KNGjXAnwulDR7kRrW7ayHOgzoWUvV26ulP5gRvV6NKiTSRFKUxnzcHRY4JdsTlneWGdFAkQLC2cwxVRaTSC4c0suyeGWLQz-AmScSw8uBS8283NOTj86ykZ5R/s1600-h/frame1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 281px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNINr0539EwCMmb9r4IS4KNGjXAnwulDR7kRrW7ayHOgzoWUvV26ulP5gRvV6NKiTSRFKUxnzcHRY4JdsTlneWGdFAkQLC2cwxVRaTSC4c0suyeGWLQz-AmScSw8uBS8283NOTj86ykZ5R/s400/frame1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5335637123582031730" border="0" /></a><br /><pre>+++ P R O E C C L E S I A E T P A T R I A ! +++<br />Subscribe? To: [EMAIL PROTECTED]; body: subscribe paroki e@mail (fullname)<br />--------------------------------------------------------------------------<br /><br /><br />Saudara-saudara yang terkasih:<br /><br />Dalam penampakan-penampakanNya di Medjugorje, Bunda Maria mengirimkan<br />ribuan pesan-pesan kepada seluruh dunia dan juga berbagai rahasia mengenai<br />masa depan kepada para visioner (=yang melihat penampakan dan pesan-pesan<br />Bunda Maria). Dalam salah satu pesanNya, Bunda Maria meminta visioner<br />Marija Pavlovic untuk mengirimkan pesan penting kepada Bapa Suci Yohannes<br />Paulus II melalui perantaraan pastor Tomislav Vlasic. Dibawah ini adalah<br />cuplikan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 1983.<br />-------<br />Our Blessed Mother says:<br />"Excuse me for this, but you must realize that Satan exists. One day he<br />appeared before the throne of God and asked permission to submit the Church<br />to a period of trial. God gave him permission to try the Church for one<br />century. This century is under the power of the devil; but when the secrets<br />confided to you come to pass, his power will be destroyed. Even now he is<br />beginning to lose his power and has become aggressive. He is destroying<br />marriages, creating divisions among priests and is responsible for<br />obsessions and murder. You must protect yourselves against these things<br />through fasting and prayer, especially community prayer. Carry blessed<br />objects with you. Put them in your house, and restore the use of holy water."<br /><br />Terjemahan bebas:<br />"Permisi, tetapi kamu harus menyadari bahwa Setan itu benar-benar ada.<br />Suatu ketika Dia muncul dihadapan Tahta Allah dan meminta ijin untuk<br />mencobai Gereja selama suatu masa tertentu. Allah memberikan Dia ijin untuk<br />mencobai Gereja selama satu abad. Abad ini berada dibawah pengaruh kekuatan<br />Iblis; tetapi ketika rahasia-rahasia (diberikan Bunda Maria kepada para<br />visioner di Medjugorje) yang diberitakan secara rahasia kepadamu terjadi,<br />maka kekuatan Setan akan dihancurkan. Bahkan sekarang Dia mulai kehilangan<br />kekuasaanNya dan telah menjadi agresif. Dia menghancurkan<br />perkawinan-perkawinan, menciptakan perselisihan diantara para<br />pastur/gembala Gereja dan bertanggung jawab atas obsesi-obsesi dan<br />pembunuhan. Kamu harus melindungi dirimu sendiri terhadap hal-hal ini<br />melalui puasa dan doa, terutama persekutuan doa. Bawalah benda-benda yang<br />telah diberkati denganmu (salib, rosario, dll). Taruhlah mereka juga di<br />dalam rumahmu, dan kembalilah gunakan air suci (Air Lourdes, Air<br />Sendangsono atau air yang sudah diberkati oleh Romo)."<br />-------<br /><br />Sesungguhnyalah, sepanjang abad ke-20, berbagai Paus di Roma sudah mendapat<br />penglihatan yang mengerikan - Apocaliptic - akan masa depan Gereja Katolik.<br />Paus Leo XIII telah mendapat penglihatan yang mengerikan pada 13 Oktober<br />1884 mengenai 100 tahun dimana kekuasaan Setan mencapai puncaknya yaitu di<br />abad ke-20. Paus Leo XIII begitu terguncang hatinya akan kehancuran<br />nilai-nilai moral maupun agama di dalam maupun di luar Gereja, maka dia<br />mengarang suatu doa yang diucapkan setiap akhir Misa Kudus di Gereja<br />Katolik manapun. Doa kepada Malaikat Agung Santo Michael terus dipakai<br />sampai dihapuskan di Konsili Vatikan II tahun 1960 (sayang sekali!).<br /><br />Paus Pius XII (1938-1958) yang juga diberi penglihatan mengerikan akan masa<br />depan Gereja Katolik ini pernah mengatakan kepada seorang asistennya: "Umat<br />manusia harus mempersiapkan dirinya untuk penderitaan - penderitaan yang<br />belum pernah terjadi sebelumnya." Bapa Suci bersurat dengan Suster Lucia -<br />visioner dari penampakan Bunda Maria di Fatima (1917) dan agaknya karena<br />ini, Bapa Suci meng-konsekrasi seluruh Gereja dan Dunia kepada hati Bunda<br />Maria pada tahun 1942. Akan tetapi Suster Lucia menginginkan agar Bapa Suci<br />meng-konsekrasi Russia dengan cara serentak bersama seluruh Uskup-uskup<br />sedunia seperti yang diminta oleh Bunda Maria di Fatima. Suster Lucia juga<br />mengatakan bahwa penderitaan manusia di masa depan - seperti yang<br />diwahyukan di Fatima - dapat dikurangi jika Bapa Suci meng-konsekrasi dunia<br />kepada Hati Tak Bernoda (Immaculate Heart) dari Bunda Maria, kali ini<br />dilakukan serentak dengan seluruh Uskup-uskup sedunia. Tapi sayangnya hal<br />ini tidak dilakukan sampai Bapa Suci meninggal.<br /><br />Paus Yohannes XXIII yang membuka Konsili Vatikan II mengatakan: "Kami tidak<br />setuju dengan mereka-mereka yang menubuatkan hari kiamat, yang selalu<br />meramalkan bencana-bencana di masa depan."<br /><br />Paus Paulus VI yang melakukan kunjungan singkat ke Fatima, seperti<br />pendahulunya, tidak pernah mengutuk kesalahan-kesalahan Russia, yang pada<br />waktu itu menyebarkan pengaruh dan paham komunisme di penjuru dunia. Dalam<br />suatu pemandangan yang menyedihkan, Suster Lucia menyerahkan hadiah kecil<br />berupa hasil kerajinan-tangan kepada Bapa Suci - yang mengijinkan dia untuk<br />naik ke podium. Suster Lucia kemudian memohon berulang-ulang untuk<br />berbicara secara pribadi kepada Bapa Suci mengenai rahasia Fatima akan<br />tetapi Sri Paus menjawab:"Dengarlah...ini bukan waktunya". Ketika hadirin<br />memberikan aplause kepada Suster Lucia, dia berdiri disamping Sri Paus dan<br />menangis tersedu-sedu, dihadapan kamera televisi.<br /><br />Paus Yohannes Paulus I (?) keburu meninggal beberapa bulan setelah Ia<br />ditahbiskan sebagai Bapa Suci yang baru.<br /><br />Paus Yohannes Paulus II, pada tanggal 13 Mei 1981, sedang ber-audiensi di<br />lapangan Santo Petrus ketika Ia membungkuk untuk memeluk seorang anak gadis<br />kecil yang memakai potret kecil Bunda Maria dari Fatima dan pada saat yang<br />sama Mehmet Ali Agca - pembunuh dari Turki - menembak 2x dari jarak dekat.<br />Tidak kena! Sekali lagi ia menembak dan mengenai bagian perut Bapa Suci.<br />Bapa Suci selamat dan menjadi percaya bahwa Bunda Maria-lah yang telah<br />menyelamatkan nyawanya dari maut. Dia kemudian diberi penglihatan akan masa<br />depan seperti yang digambarkan oleh nubuat Fatima. Bapa Suci percaya bahwa<br />satu-satunya cara mencegah perang dunia di masa depan, menyelamatkan dunia<br />dari atheisme, adalah dengan men-tobatkan Russia - sesuai dengan nubuat<br />Bunda Maria kepada Suster Lucia di Fatima.<br />Usaha pembunuhan, dan penglihatan supranatural yang dialami Bapa Suci,<br />menguatkan peran Bunda Maria terhadap Bapa Suci kita ini. Usaha pembunuhan<br />ini terjadi pada tanggal dan bulan yang sama dengan ulang tahun penampakan<br />Bunda Maria di Fatima. Selama ziarahnya di Fatima tahun 1982, Bapa Suci<br />juga meng-konsekrasi dunia, secara tidak langsung termasuk Russia, kepada<br />Hati Tak Bernoda Bunda Maria. Sementara itu di Pontevedra, Suster Lucia<br />kembali mendapatkan penampakan Bunda Maria yang menegaskan kepadanya bahwa:<br />"Tuhan menginginkan Bapa Suci, bersama-sama dengan segenap Uskup-uskup<br />sedunia, meng-konsekrasi Russia kepada Hati Tak Bernoda Bunda Maria."<br />Pada tahun 1984 Bapa Suci bersama segenap Uskup melakukan konsekrasi yang<br />diminta Suster Lucia dan pada tahun 1989 Suster Lucia - yang pasti sudah<br />sangat renta saat itu - mengatakan kepada Bapa Suci bahwa Surga<br />bersuka-cita dan Russia akan di-tobatkan. Hanya beberapa tahun setelah<br />Konsekrasi oleh Bapa Suci, imperium komunis Uni Sovyet telah runtuh<br />berkeping-keping!<br /><br />Biarpun Allah memberi kesempatan kepada Setan untuk mencobai Gereja selama<br />seratus tahun ini, akan tetapi DIA tidak meninggalkan umatNya tanpa<br />pembelaan. Maka diutusNya-lah Bunda Maria untuk membangunkan umat Allah<br />agar bertobat dan kembali kepadaNya. Tanggapan kita terhadap pesan-pesan<br />dan permintan-permintaanNya (Bunda Maria), akan menentukan jalannya sejarah<br />di masa depan yang dekat.<br /><br />Marilah kita menyebarluaskan pesan-pesan Bunda Maria di Fatima, Garabandal,<br />Medjugorje dan beberapa tempat lainnya. Sementara itu, kita sendiri<br />melakukan pesan-pesanNya tersebut di rumah dan keluarga kita masing-masing.<br />Dalam tayangan2 selanjutnya mudah-mudahan saya bisa memberi sedikit<br />pencerahan tentang pesan-pesanNya itu. Kalau anda bergegas - bagus sekali<br />:) - anda bisa mengunjungi website resmi penampakan di Medjugorje yaitu:<br /><a href="http://www.medjugorje.org/">http://www.medjugorje.org</a> .<br /><br />Salam damai dalam Kristus,<br /></pre>Bunda Maria Perawan Sucihttp://www.blogger.com/profile/00556939865445162063noreply@blogger.com3